JAYAPURA – Pengurus Provinsi Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia atau POBSI Papua masih menunggu dukungan dan respons KONI untuk mematangkan persiapan atletnya menuju Pekan Olahraga Nasional – PON XXI di Aceh – Sumatera Utara, September tahun ini. Mereka berharap tetap menjadi prioritas yang akan diberangkatkan pada hajatan olahraga akbar itu.
POBSI Papua meloloskan tiga atletnya ke PON XXI melalui babak kualifikasi atau Pra-PON tahun 2023 lalu. Tiga atlet tersebut yakni James Lengkang di nomor Carom, Yansen Meokbun di nomor Snoker dan Agus Miage di nomor Pool. Karena hanya tiga atlet yang akan tampil di cabor biliar, POBSI berharap tetap diprioritaskan untuk berangkat ke PON XXI. Pasalnya, cabang olahraga biliar kerap menyumbangkan medali emas bagi kontingen Papua.
“Kami berharap karena kami ini kan masuk cabor prioritas jadi tetap bisa diberangkatkan dan didukung oleh KONI Papua. Di PON XX tahun 2021 lalu kita kan finis di peringkat keempat,” kata Sekretaris umum POBSI Papua, Robby Febriansyah.
Ia mengatakan, sementara ini, karena belum adanya pembiayaan dari KONI Papua, cabor biliar masih disupport secara mandiri oleh Ketua POBSI Papua, Samuel Berhitu.
“Dengan belum adanya pembiayaan dari KONI sementara ini, kita masih disupport oleh Ketua POBSI kita, untuk TC mandiri pun ketua kita yang mendukung,” katanya.
Robby menuturkan, tiga atlet mereka masih berlatih secara mandiri, dua di Kota Jayapura dan satu di Manado. Mereka tetap berlatih dengan persiapan apa adanya.
“Mendekati PON XXI ini atlet kita sementara ini masih TC atau berlatih secara mandiri,” ujarnya.
Pelatih tim biliar Papua, Stenly Lohy juga mengaku persiapan para atletnya masih dilakukan secara mandiri karena masih menunggu dukungan dari KONI Papua. Persiapan dilakukan dengan menyesuaikan kondisi.
“Untuk saat ini, latihan masih secara mandiri. Tapi kita masih punya kendala di dua atlet kita di sini. Untuk nomor snoker terkendala tidak adanya meja yang tersedia di sini, adanya di Timika di venue PON XX lalu. Sementara yang satu itu tempat tinggalnya jauh dari tempat latihan, dan harus disupport untuk transportasinya,” kata Stenly.
Sebagai cabor prioritas, tim biliar Papua sangat berharap adanya dukungan dari KONI supaya persiapan atletnya bisa berjalan maksimal agar cita-cita mempertahankan prestasi pada PON XXI nanti bisa tercapai.
“Harapan kami sangat besar sekali kepada KONI, biliar ini kan cabor prioritas, nah bagaimana kita mau mempertahankan posisi di lima besar kalau kondisi kita seperti begini,” katanya.
Terpisah, atlet senior biliar Papua, James Lengkang yang saat ini berusia 61 tahun mengatakan persiapan menatap PON XXI tetap ia lakukan. Hanya saja ia mengaku belum terlalu intens. Ia masih menyesuaikan pada kondisi.
“Sementara ini kan karena belum ada action dari KONI Papua jadi kita hanya sebatas berlatih ringan saja lah. Kita masih menunggu juga ini. Kalau cuma persiapan ada sih ada, tapi tidak begitu intens. Karena kita masih ragu juga, apakah dari KONI nanti bisa berangkatkan kita atau tidak,” kata James Lengkang.
Soal Target
Pada perhelatan PON XX tahun 2021 lalu di rumah sendiri, POBSI Papua finis di peringkat keempat perolehan medali cabor biliar dengan 2 medali emas, 3 perak dan 9 perunggu. Prestasi itu ingin mereka capai kembali di PON XXI mendatang.
POBSI Papua tetap berharap bisa menggapai target medali emas dari James Lengkang, sebagai atlet veteran yang punya banyak pengalaman dan pendulang medali di beberapa ajang PON.
Sekum POBSI Papua, Robby Febriansyah berani memprediksikan jika atlet andalannya itu di atas kertas akan membawa pulang medali emas. Namun ia tak mau muluk-muluk, POBSI Papua berharap ketiga atletnya itu bisa lolos dulu hingga ke babak final pada PON XXI nanti.
“James Lengkang itu masih jadi andalan kami di tim Biliar Papua, jadi target kita kan emas di nomornya James. Target kita semua bisa masuk final dulu,” kata Robby.
Pelatih Stenly Lohy tak secara spesifik menyebutkan seperti apa target atetnya untuk PON XXI nanti. Persiapan terbatas belum bisa dijadikan patokan untuk menentukan target medali. Namun dirinya optimistis tim biliar Papua akan memberikan yang terbaik.
“Walau dengan kondisi belum maksimalnya progres latihan atlet kita di sini tapi kami tetap optimistis,” kata Stenly.
Sementara itu, James Lengkang juga masih enggan bicara soal target. Ia mengaku hal tersebut tidak relevan dengan kondisi yang dialami kontingen Papua saat ini.
“Kalau bicara soal target sih agak susah saat ini. Kan dari KONI juga belum ada action. Saya sih siap-siap saja walaupun tidak ada persiapan secara intens. Tetap ada persiapan, tapi kalau soal target nanti saja lah, jangan bicara soal target dulu. Tidak seimbang soalnya, masak nggak ada persiapan intens tapi mau bicara target,” kata James.
PON XXI Aceh – Sumut akan menjadi PON yang kesembilan bagi James Lengkang. Ia ingin PON nanti berkesan dalam kariernya. Saat ini ia hanya berlatih mandiri dengan dukungan peralatan yang disupport oleh Ketua POBSI Papua.
“Di PON XXI ini saya berharap jangan sampai tidak jadi. Kita kan hanya bawahan dan hanya tinggal ikut instruksi saja. Selama ini saya berlatih dengan dukungan dari Ketua POBSI Papua,” ujarnya.
Skenario Terburuk
Sebagai cabor prioritas, tim biliar Papua tak khawatir dengan adanya wacana pemangkasan kuota atlet kontingen Papua yang akan berangkat ke PON XXI. POBSI Papua tetap yakin jika tim biliar akan tetap diberangkatkan untuk ikut serta.
Namun, mereka juga sudah memiliki opsi untuk mengantisipasi skenario terburuk jika saja dukungan pembiayaan dari Pemerintah Papua kepada KONI tak kunjung mengalir.
POBSI Papua mau tak mau akan tetap memberangkatkan tiga atletnya ke PON XXI dengan modal sendiri jika kontingen Papua masih terbentur dengan pembiayaan. Pasalnya, mereka sudah berjuang merebut tiket lolos dari Pra-PON.
“Kita masuk olahraga prioritas dan atlet kita hanya tiga yang akan diberangkatkan. Ini masalahnya kan mutlak kemarin harus ikut Pra-PON, dan kita sudah ikut sampai meloloskan atlet. Yah mungkin terburuknya, kita akan berangkatkan atlet sendiri secara swadaya,” kata Robby.
Ia tak mau membuat nama daerah malu jika sampai tidak ikut pada PON XXI, setelah tiga tahun yang lalu menjadi tuan rumah yang sukses di empat klaster.
“Ini sudah tinggal dua bulan lagi menuju PON XXI. Kita sudah habis jadi tuan rumah kok nanti malah kita tidak berangkat,” sebutnya.
Satu bulan sebelum pelaksanaan PON XXI, POBSI Papua harus mengirimkan atlet mereka ke Pulau Jawa untuk mematangkan persiapan dan akses yang mudah untuk bertolak ke Sumatera.
“Kalau belum ada kejelasan dari KONI pun kita satu bulan sebelum PON XXI itu sudah harus berangkatkan atlet kita semua ke Pulau Jawa. Jadi nanti berangkat ke PON dari Jawa,” ujarnya.
Stenly Lohy juga mengungkapkan, satu bulan sebelum PON mereka harus berangkat ke Jawa agar atlet mereka bisa menyesuaikan dengan arena atau jenis meja yang akan digunakan pada pertandingan.
“Kita satu bulan sebelum PON memang rencana akan ke Pulau Jawa supaya atlet kita bisa beradaptasi dengan jenis-jenis meja yang akan digunakan pada pertandingan nanti. Karena jenis meja di setiap iven itu berbeda-beda karakternya,” kata Stenly.