JAYAPURA – Tim Dayung Papua tetap optimistis menyambut Pekan Olahraga Nasional atau PON XXI yang akan digelar di Aceh – Sumatra Utara bulan September tahun ini. Tim Dayung Papua akan diperkuat 30 orang atletnya yang telah lolos melalui babak kualifikasi atau Pra-PON tahun 2023 lalu di Waduk Cipule, Karawang, Provinsi Jawa Barat.
Pelatih tim dayung Papua, Vines Kambay mengatakan para atletnya terus mempersiapkan diri lewat program latihan yang dilakukan secara mandiri. Meski tanpa pemusatan latihan atau TC terpusat, ia menyatakan timnya tetap optimis dan sudah siap tempur menjelang keikutsertaan di PON XXI. Ia mengaku, persiapan atlet dayung Papua sudah 95 persen siap menuju PON XXI.
“Kita tetap siap untuk menghadapi PON XXI, dalam kondisi apapun kita harus tetap siap. Persiapan atlet kita sudah 95 persen. Walau tanpa TC terpusat kita harus tetap siap tempur, apapun kondisinya kita tim dayung tetap siap,” kata Vines Kambay.
Tim dayung Papua akan diperkuat oleh 30 atlet yang lolos dari babak kualifikasi atau Pra-PON tahun 2023 lalu. Sejumlah 30 atlet itu akan tampil di disiplin canoing, rowing, dan traditional boat race (TBR).
“Jumlah atlet kita ada 30 atlet, di rowing sendiri ada enam atlet, di canoing ada enam putra dan di putri ada 14 atlet. Sedangkan TBR kita hanya tim putri saja yang lolos,” ujarnya.
Vines mengatakan komposisi tim dayung Papua saat ini didominasi oleh wajah baru. Kendati begitu ia tetap berharap para atletnya bisa mempertahankan prestasi yang dicapai pada PON XX tahun 2021 lalu dengan meraih empat medali emas, empat medali perak dan lima medali perunggu.
“Yang lama hanya sekitar empat sampai lima atlet saja, dan lainnya baru. Kita akan tetap berusaha untuk mempertahankan prestasi di PON XX,” katanya.
Target
Vines menyatakan saat ini pihaknya belum bisa mematok target medali yang akan dicapai pada PON XXI dengan perbandingan medali yang diraih pada babak kualifikasi atau Pra-PON tahun 2023 lalu.
“Kita belum bisa memastikan dengan hasil Pra-PON kemarin dengan PON nanti. Kita belum bisa pastikan berapa target medali, apakah kita bisa mempertahankan atau masih bisa menambah lagi,” ujarnya.
Terpisah, atlet dayung putri andalan Papua di disiplin Canoing, Sella Monim mengatakan dirinya akan berusaha semaksimal mungkin demi memberikan prestasi terbaik untuk kontingen Papua di ajang PON pamungkasnya.
“Dengan kondisi seperti ini dan di PON terakhir untuk saya, pastinya saya akan berikan yang terbaik untuk Papua,” kata Sella.
Saat ini, ia sedang berlatih bersama tim Jawa Barat untuk mempersiapkan dirinya menuju PON XXI. Ia memilih berlatih di Jawa Barat karena belum adanya pembiayaan dari KONI Papua.
“Sementara saya masih di Jawa Barat dan sementara gabung sama tim Jawa Barat, dengan kondisi tim Papua yang belum ada pembiayaan dari KONI. Tapi saya pasti bergabung sama kontingen Papua,” katanya.
Ketua Bidang Sport Science dan IPTEK KONI Provinsi Papua, Dr. Daniel Womsiwor menegaskan pihaknya sulit menentukan target di sejumlah cabang olahraga unggulan karena lambatnya persiapan akibat belum adanya pembiayaan. Hal itu kata dia, membuat periodesasi tidak berjalan maksimal.
“Target semula KONI Papua yakni finis di posisi empat atau lima besar. Namun dengan persiapan cabor yang kurang maksimal, artinya tidak melalui periodisasi persiapan yang cukup serta uji tanding yang matang, maka sudah pasti KONI Papua sendiri termasuk cabor-cabor unggulan Papua sendiri tidak berani memasang target,” katanya.
Sebagai Ketua Bidang Sport Science dn IPTEK KONI Provinsi Papua, ia mengaku sama sekali belum punya data tes medis dan fisik dari setiap atlet yang lolos PON sebagai dasar untuk mengetahui sampai sejauh mana persiapan atau perkembangan dan kemajuan kondisi fisik atlet Papua menghadapi PON Aceh-Sumut.
“Memotivasi atlet pun kami belum buat apa-apa untuk atlet karena apa artinya atlet selalu diberi semangat dan motivasi sedangkan asupan nutrisi atau vitamin yang amat sangat penting saja tidak diberikan. Sudah pasti pihak KONI dan cabor tidak berani mematok target,” ujarnya. (Djaps)