Suasana di ruang konferensi pers turut membuat sedih para jurnalis, bukan saja pemain, pelatih serta ribuan supporter. Wawancara tiba-tiba hening. Ricardo Salampessy dan Yustinus Pae meminta maaf atas kekalahan kontra Persela Lamongan.
Oleh: Paul Manahara Tambunan
Ricardo Salampessy berulang kali menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Papua dalam sesi wawancara.
Matanya nanar. Begitu pun dengan kompatriot Persipura Jayapura, Yustinus Pae.
Kepada wartawan di ruang konferensi pers, mereka mengungkapkan kesedihannya atas penakhlukan oleh Persela Lamongan (0-1) di markas kebesaran, Stadion Mandala, Kota Jayapura, Papua, Rabu (25/9/2024) sore.
Dua sosok panutan bagi para pemain Persipura itu memang tak menumpahkan semua hal atas apa yang terjadi di tubuh klub kebanggaan masyarakat Papua.
Namun, dari ekspresi Salampessy dan Pae, wartawan menangkap kekalahan beruntun ini sebagai tragedi yang harus segera dimitigasi.
Baik soal komposisi pemain, manajerial, hingga persiapan ekstra untuk kembali bangkit dari keterpurukan.
”Kami kalah. Tidak ada alasan untuk kami (membela diri). Anak-anak sudah berusaha keras. Mereka coba menciptakan peluang, tetapi tidak bisa dimaskimalkan baik,” ujar Salampessy.
“Itulah hasilnya, dan kami menerima. Saya pribadi sebagai pelatih siap dievaluasi oleh manajemen. Minta maaf untuk masyarakat pencinta sepak bola di Papua, Persipura, dan semua orang yang hari ini datang mendukung kami.”
Suara Pelatih Persipura Jayapura itu terbata bata mengungkapkan isi hatinya.
Ia mengakui lemahnya sektor pertahanan memberi peluang bagi lawan untuk membobol gawang yang dijaga Rizky Maulana Putra.
Ditambah lagi absennya eksekutor, Boaz Solossa yang disanksi PSSI akibat memukul steward saat menghadapi Rans Nusantara FC di laga perdana.
Demikian juga Gunansar Mandowen dihadiahi kartu merah oleh wasit dalam laga yang sama. Keduanya diskors selama dua kali pertandingan.
“Tentunya sangat kehilangan sekali apalagi dalam situasi seperti ini. Kami sudah mencoba semuanya saat latihan, tetapi kembali lagi hanya bisa menciptakan peluang tetapi belum efektif memanfaatkannya,” kata Salampessy.
Sang Kapten Persipura Yustinus Pae mengamini apa yang disampaikan pelatihnya.
Tipa, sapaan akrbanya, juga tersendu saat memaparkan pengalamannya atas kekalahan ketiga ini.
Meski banyak peluang tercipta sepanjang laga, namun lini depan belum mampu mempersembahkan gol di hadapan Persipura-mania.
“Kami mohon maaf kepada semua pencinta Persipura. Semoga dengan hasil ini tetap mendukung kami karena masih ada beberapa pertandingan yang harus kami lalui. Ini beban bagi kami. Semoga bisa merebut kemenangan,” ujarnya.
Selanjutnya, Persipura akan bertandang ke Surabaya untuk melakoni dua laga tandang babak penyisihan putaran pertama Liga 2.
Antara lain melawan Gresik United pada 6 Oktober, dan Deltras Sidoarjo pada 11 Oktober 2024.
Laga yang mencengangkan
Persipura sedari awal memang menguasai jalannya laga.
Berbagai peluang menghampiri Yohanis Nabar dan kolega, namun penguasaan bola takbisa dikonversi jadi gol.
Tiga tendangan bebas jarak dekat juga jauh dari sasaran.
Pun di babak kedua, Ramai Rumakiek yang tampil gemilang belum mampu menembus gawang Persela Lamongan.
Dua tembakan keras Ramai Rumakiek ditepis oleh Samuel Reimas, kiper Persela asal Papua.
Skuad Mutiara Hitam juga mencoba peruntungan lewat serangan dari dua lini sayap. Elisa Basna dan Yohanis Nabar menjadi lokomotif untuk menciptakan peluang.
Hasilnya cukup jelas. Pada menit 58’ peluang emas tercipta lewat tendangan keras Gelfias Waicang, tetapi bisa diblok kiper Persela, Samuel Reimas.
Sebaliknnya, Persela di fase ini memainkan taktik serangan balik.
Terbukti, trik pelatih Persela Lamongan Zulkifli Syukur dengan menerapkan bola pendek mampu mendobrak semangat pasukannya.
Ia juga membaca para pemain Persipura yang mudah dijatuhkan mentalnya dengan cara-cara usil.
Dengan begitu, misi melancarkan serangan balik semakin terbuka.
Anderson Carneiro di senter bek, dan Ezechiel Ndouasel, misalnya, selalu memantik emosi pemain Persipura sejak sepak awal.
Respons emosional Fridolin Yoku dan kolega justru merugikan tim, termasuk melemahkan energisitas dan efektifitas pertandingan.
Saking tingginya tensi pemain, hakim lapangan Ifdi Akbar Sanduan menghadiahi lima kartu kuning terhadap kedua tim.
Di kubu Persipura, kartu kuning diterima Marthin Alessandro Dusay dan Fridolin Yoku.
Tiga lainnya di kubu Persela Lamongan; Anderson Do Nascimento Carneiro, Ikhwan Muuhammad, dan Ade Lukmana, pemain pengganti pada babak kedua.
Situasi ini dimanfaatkan betul oleh Laskar Joko TIngkir lewat umpan pendek dengan ritme permainan cepat.
Setelah emosi lawan ditakhlukkan, Rafiud Drajat di sayap kanan semakin leluasa mendorong bola ke garis pertahanan Persipura.
Pecahnya konsentrasi pemain Persipura di babak kedua terbaca jelas ribuan penonton.
Di momen ini, Rafiud mendorong bola ke sisi kanan garis sepak pojok saat berhadapan dengan bek Persipura, lalu mengumpan bola ke depan gawang lawan.
Ezechiel Ndouassel yang siaga di kotak penalti langsung menyambarnya dengan sundulan keras. Gol pun terciptya pada menit 74’.
Persela lalu berupaya mengamankan golnya dengan cara-cara sinetron.
Tujuannya hanya satu: menghabiskan waktu sisa hingga wasit Ifdi Idfi Akbar Sanduan meniup peluit akhir.
Adapun statistik menunjukkan Persela Lamongan unggul 59 persen, sementara Persipura 41 persen.
Kini, Persipura semakin terbenam di dasar klasemen sementara grup 3 Liga 2 musim 2024/25, dengan raihan 0 poin.
Sementara, Persela terdongkrak ke posisi kedua dengan perolehan 7 poin.
Minim persiapan
Tak dimungkiri, sejak awal Persipura belum siap menghadapi Liga 2. Sebab, para pemain baru dipanggil beberapa pekan sebelum liga dimulai.
Artinya, Salampessy masih meracik formasi pemain, postur tim, hingga jadwal latihan.
Bahkan, ia tak menampik bila Persipura masih mencari pola permainan yang tepat saat melakoni dua laga sebelumnya.
Sementara, tim lawan jauh lebih siap sebelum kompetisi bergulir.
“Teman-teman lebih tahu, ini sudah kompetisi, bukan tempatnya uji coba.”
Selanjutnya, mantan pemain Persipura ini akan berupaya keras memperbaiki trend positif demi merebut poin pada laga tandang di Jawa Timur, pekan depan.
Salampessy akan lebih fokus mengorganisir pemain, mulai komposisi serta strategi memenangkan laga berikutnya.
“Kami akan evaluasi dulu. Tentunya dari pribadi saya sebagai pelatih, kemudian tim, dan manajemen juga,” pungkasnya.
Ayo bangkit dan mengakhiri kesedihan
Sesaat meninggalkan lapangan, para pemain Persipura mencurahkan kesedihan di hadapan ribuan pendukung setia.
Di sana tampak Rumakiek bersaudara, Elisa Basna, Marinnus Wanewar, Yohanis Nabar, Fridolin Yoku, pemain asing Ali Nouri, serta kolega lainnya.
Mereka tertunduk. Wajahnya lesu sembari menahan kesedihan.
Paling kontras, ekspresi sang kiper, Rizky Maulana Putra menahan tangis.
Tak menduga klub bertabur empat bintang yang selama ini disegani klub sejagad raya, kini jadi bulan-bulanan tim lawan.
Terlebih, di kasta kedua sepak bola Tanah Air.
Ada yang mengangkat kedua tangan mengarah suporter, seperti halnya di tribun utara. Ekspresi permohonan maaf disampaikan.
Meski begitu, ribuan pencinta Persipura tetap menunjukkan rasa hormat atas kerja keras tim selama melakoni dua laga kandang.
Persipura tiga kali kalah secara beruntun sejak Liga 2 musim 2024/25 digulirkan.
Kekalahan ketiga ini semakin membenamkan Persipura ke dasar klasemen grup 3. Zona merah dalam sebuah kompetisi bergengsi.
Dibutuhkan perjuangan berat untuk mengangkat Mutiara Hitam dari titik terendah.
Masyarakat Papua tetap mencintai klub ini, sebagai indentitas dan harga diri.
Mereka setia sampai mati. (*)