Milenial asal Papua, Yafeth Wetipo memutuskan berhenti dari profesinya sebagai dosen dan mendirikan usaha yang kini dikenal dengan nama Highland Roastery sejak 2014 silam. Yafeth dan rumah produksi kopinya itu kini membuka jalan ekspansi komoditas kopi berkualitas dari Papua ke panggung dunia.
JAYAPURA | Tiga orang pemuda tampak serius mendengar penjelasan dari Yafeth Wetipo di sebuah ruang produksi kopi Highland Roastery yang berada di Waena, Jalan Kampung Yoka, Kota Jayapura, Sabtu (7/12/2024).
Yafeth sedang mengajar dan membimbing tiga pemuda Papua itu bagaimana cara kerja seorang barista dalam memproses minuman kopi, mulai dari menyeduh hingga menyajikan.
Suasana itu hampir setiap hari digeluti oleh Yafeth. Rumah produksi Highland Roastery yang ia kelola itu juga membuka kesempatan bagi para pemuda asli Papua untuk mengenyam keahlian sebagai seorang barista.
Setelah memberikan materi bagi tiga pemuda yang hendak belajar jadi barista, Yafeth kemudian berpindah ke ruangan sebelah. Terlihat dua orang pemuda sedang sibuk mengoperasikan sebuah mesin sangrai biji kopi.
Rupanya, Highland Roastery tak hanya menjadi tempat belajar bagi calon barista andal, tapi juga menjadi tempat pelatihan pengolahan kopi yang mengolah bahan baku biji kopi sebelum masuk ke proses pengemasan.
Dari program berbagi ilmunya itu, Yafeth dan Highland Roastery telah membentuk hampir ratusan barista asli Papua yang kini telah merintis usaha kafe kopi secara mandiri.
Produksi kopi Highland Roastery tak hanya sudah dikenal di sejumlah daerah di Indonesia. Wangi Kopi Papua dari dapur industri Highland Roastery kini sudah tercium hingga ke pasar luar negeri.
Awal Merintis
Yafeth Wetipo, pemuda asli Kurima, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan itu sejak lama sudah bercita-cita ingin menjadi pebisnis kopi.
Ia mengenal kopi dari ayahnya yang merupakan konsultan perkebunan kopi di daerahnya.
Demi menseriusi impiannya itu, Yafeth memutuskan berhenti dari profesinya sebagai dosen di sebuah universitas swasta di Papua.
Lalu pada tahun 2014, berawal dari perkenalan dengan seorang teman, ia kemudian mulai merintis usaha kopi secara kecil-kecilan yang ia namakan Highland Coffee.
Yafeth memulai usahanya dari menjual biji kopi hijau yang ia pasok langsung dari petani kopi Papua. Gayung bersambut, usahanya itu mendapatkan respons positif di pasaran.
Tahun 2016, ia kemudian mengembangkan bisnis kopinya itu dengan merintis sangrai kopi yang dioperasikan secara manual menggunakan wajan.
Hingga pada 2018, ketika mulai berganti nama menjadi Highland Roastery, ia memfokuskan bisnisnya itu menjadi tempat sangrai kopi yang sudah dioperasikan menggunakan mesin.
“Saya mulai merintis usaha kopi ini dari tahun 2014, sampai sekarang. Awalnya saya memulai dengan penjualan biji kopi green beans, lalu pada 2016 saya mulai merintis sangrai kopi menggunakan wajan. Hingga tahun 2018 baru lah usaha saya ini menggunakan mesin sangrai yang properti sampai sekarang,” kata Yafeth kepada wartawan Euforia.id.
Usaha yang dibangun oleh Yafeth Wetipo itu kian berkembang. Berkat program bantuan ekonomi hijau, sejak tahun 2020 sampai sekarang, Highland Roastery fokus pada tiga layanan mereka, yakni produksi atau roastery, Coffee academy/pelatihan olah kopi, dan Coffee shop untuk memasarkan produk mereka.
Dongkrak Ekonomi Petani Kopi
Hingga saat ini, Highland Roastery telah bekerjasama dengan berbagai petani lokal Papua dalam menyediakan atau memasok kopi-kopi berkualitas bagus yang dihasilkan dari suburnya Tanah Papua.
“Dampak positif yaitu dalam memenuhi kebutuhan keluarga, dapat membantu memasarkan produk petani sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani dan memperkenalkan kopi papua ke banyak orang,” kata Yafeth.
Ia berharap, apa yang telah ia rintis itu dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi pemuda-pemuda Papua untuk ikut berkontribusi dalam memperkenalkan kopi Papua ke seluruh Indonesia hingga mancanegara.
“Kami mengintervensi anak muda agar meneruskan apa yang sudah dijalankan oleh orang tua mereka, tetapi juga bisa menjadi informasi yang bagus ke kampung tentang perkembangan kopi yang cepat,” ujarnya.
Sampai sekarang, kopi yang dipasarkan oleh Yafeth sudah tersebar ke sebagian besar wilayah Indonesia.
“Kami sudah memasarkan ke hampir semua provinsi di indonesia. Kami datangkan kopi-kopi dari Lanny Jaya, Yahukimo, Pegunugan Bintang, dan Kabupaten Jayawijaya,” sebutnya.
Ia masih bercita-cita usahanya itu bisa terus berkembang agar dapat membuka lapangan kerja bagi para petani kopi lokal, hingga barista-barista asli Papua.
Saat ini, Yafeth dibantu oleh anak-anak muda asli Papua dalam menjalankan usahanya di Highland Roastery.
“Banyak anak muda yang bisa maju dan berkembang dengan mengelola sumber daya alam yang kita miliki saat ini baik lewat komoditas unggulan maupun komuditas yang lain,” ujarnya.
Menduniakan Kopi Papua
Impian Yafeth Wetipo dan Highland Roastery memperkenalkan kopi Papua ke luar negeri mendapatkan dukungan dari Bank Indonesia, yang memang turut berkontribusi dalam pengembangan komoditas kopi Papua.
Lewat dukungan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Papua, Highland Roastery tampil di panggung dunia secara beruntun pada tahun 2024 ini. Yakni di festival kopi World of Coffee Kopenhagen, Denmark pada 27–28 Juni 2024 lalu, dan kegiatan bertajuk Specialty Coffee Association on Japan (SCAJ) World Specialty Coffee Conference and Exhibition di Tokyo, tanggal 9-11 Oktober 2024.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua, Faturachman, mengatakan Kopi Papua saat ini mendapat perhatian dan apresiasi tinggi di dunia internasional.
Ia menjelaskan, keunikan dan keunggulan Kopi Papua tidak hanya terletak pada cita rasanya yang khas, tetapi pada proses budidayanya yang melestarikan kearifan lokal.
Setelah panen, metode proses full wash digunakan untuk menghasilkan konsistensi rasa yang khas dan berkualitas. Selain itu, karakteristik kopi Papua yang ditanam pada ketinggian di atas 1.700 meter di atas permukaan laut (MDPL).
“Salah satu altitude penanaman kopi tertinggi di Indonesia memberikan karakteristik rasa yang unik dan berbeda dibandingkan kopi dari daerah lain,” kata Faturachman.
Sebagai bentuk aksi nyata mendukung perkembangan kopi di Papua, BI Papua bersinergi dengan stakeholders dalam skema pentahelix. Selain pemerintah dan BI, komunitas kopi, akademisi, pelaku usaha, dan media turut dilibatkan untuk mengembangkan kompetensi SDM kopi di Papua.
Usaha yang telah dibangun oleh Yafeth Wetipo dengan Highland Roastery-nya diharapkan dapat merangsang pertumbuhan ekonomi Papua dari sektor komoditas kopi.
Tercatat, pada tahun 2023 lalu, perkebunan kopi di Papua seluas 13,991 hektare telah menghasilkan sebanyak 2.977 ton kopi.
“Upaya dari berbagai pihak untuk mengenalkan produk kopi Papua, dapat meningkatkan pamor kopi itu sendiri sekaligus meningkatkan kesejahteraan industri maupun petani kopi lokal,” kata Pj Gubernur Papua, Ramses Limbong.
Dari berbagai jenis kopi Indonesia, kopi Papua kini menjadi salah satu yang dicari oleh penikmat kopi dunia. Ada banyak varian kopi Papua, baik dari jenis arabika maupun robusta.
Kopi asal lembah baliem, yang ditanam di Wamena misalnya. Kopi ini memiliki sejarah panjang dan mulai diperkenalkan oleh Dinas Pertanian Belanda di era 1960-an.
Bila menengok sejarahnya, kopi wamena yang ditanam di ketinggian 1.400-2.700 meter di atas permukaan laut (mdpl) di Pegunungan Tengah Papua itu merupakan varietas kopi arabika terbaik dan berkualitas tinggi.