Jayapura, Euforia.id | Bertepatan dengan Hari Batik Nasional yang diperingati setiap 2 Oktober, Pemerintah Provinsi Papua menegaskan komitmen kuatnya untuk melestarikan sekaligus mengembangkan Batik Papua dan Noken.
Kedua warisan budaya ini bukan sekadar identitas lokal, tetapi juga telah mendapat pengakuan dunia melalui pencatatan oleh UNESCO.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Papua, Jeri Agus Yudianto, menyampaikan dukungan Pemprov melampaui pelestarian budaya.
Ini adalah upaya strategis untuk menggerakkan sektor ekonomi kreatif (ekraf) di daerah.
“Pemprov Papua sangat konsen terhadap pelestarian Batik dan Noken karena keduanya merupakan warisan dunia yang patut kita banggakan. Kami ingin budaya ini tetap hidup dan memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat Papua,” ujar Jeri.
Untuk memperkuat identitas budaya lokal dan mendorong kebanggaan terhadap produk daerah, Pemprov Papua telah mengambil langkah konkret.
Jeri mengungkapkan, Pemprov telah menerbitkan Surat Edaran Gubernur Papua Nomor 000.8 6/0054/SET tanggal 15 Januari 2025.
Surat edaran ini secara spesifik mengatur Penggunaan Baju Batik Papua dan Tas Noken Papua bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemprov setiap hari Kamis dan Jumat.
Kebijakan ini dinilai efektif untuk menjadikan Batik dan Noken sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari ASN.
Sebagai wujud nyata pemberdayaan pengrajin, Pemprov Papua juga mengambil langkah penting di sektor industri.
Melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Pemprov tengah menyiapkan rumah produksi Batik Papua. Fasilitas ini bertujuan untuk mendukung pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM) batik, meningkatkan keterampilan para perajin lokal, dan memperluas akses pasar bagi produk Batik Papua.
Langkah terpadu ini diharapkan dapat menjadi kunci untuk menjaga kelestarian budaya sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat. Pada akhirnya, upaya ini akan semakin memperkuat identitas khas Papua baik di tingkat nasional maupun internasional.