Jayapura, Euforia.id | Gubernur Papua, Matius D. Fakhiri, menghadiri Perayaan Natal Rumah Doa Segala Bangsa dan menyampaikan pesan penting mengenai peran Alkitab sebagai sumber kebenaran sekaligus kompas moral dalam pembangunan Papua.
Kehadiran Gubernur dalam ibadah tersebut menjadi perhatian publik, terutama di tengah upaya pemerintah mendorong transformasi Papua yang maju dan harmonis.
Dalam Pesan Dan Kesan Natal, Gubernur Fakhiri menegaskan bahwa tema Natal tahun ini, “Alkitab Sebagai Jawaban Bagi Umat Manusia,” memiliki relevansi besar bagi masyarakat Papua.
Menurutnya, di tengah berbagai tantangan sosial dan perubahan pembangunan, Alkitab tetap menjadi pedoman yang mengarahkan umat untuk hidup jujur, bermartabat, dan saling mengasihi.
“Firman Tuhan memberi hikmat, menuntun kita mengambil keputusan yang benar serta mengasihi sesama tanpa memandang perbedaan,” ujar Fakhiri.
Gubernur Fakhiri menekankan bahwa Perayaan Natal bukan hanya peringatan kelahiran Yesus Kristus, tetapi juga panggilan untuk meneladani kasih dan kerendahan hati-Nya.
Dalam konteks pembangunan Papua, nilai-nilai Natal dinilai sangat penting untuk memperkuat persatuan dan damai.
Ia menghubungkan pesan tersebut dengan Visi Transformasi Papua Baru yang Maju dan Harmonis, yang menempatkan pembangunan moral dan karakter sebagai fondasi utama selain pembangunan fisik.
“Papua yang maju adalah Papua yang kuat secara rohani dan teguh dalam kebenaran,” tegasnya.
Dikesempatan itu, Gubernur juga memaparkan tiga misi pembangunan Papua yang sejalan dengan prinsip-prinsip Injil:
Papua Cerdas, Mendorong peningkatan kualitas pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia.
Papua Sehat, Mengutamakan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, dan berkeadilan bagi seluruh masyarakat.
Papua Produktif, Mengelola sumber daya alam dan talenta manusia secara bijaksana agar seluruh rakyat merasakan manfaat ekonomi.
Gubernur Fakhiri juga mengajak umat Kristen untuk memperkuat identitas Papua sebagai Rumah Doa Segala Bangsa, sebuah tanah yang diberkati dengan keberagaman suku, budaya, dan keyakinan.
“Papua harus menjadi tempat yang aman dan damai bagi semua. Dalam keberagaman, kita dipanggil untuk membangun persaudaraan,” lanjutnya.
Ia meminta gereja dan umat Kristen menjadi teladan dalam menjaga kerukunan, meningkatkan toleransi, dan menebarkan kasih dalam kehidupan sehari-hari.
Gubernur Papua berharap masyarakat memasuki tahun baru dengan semangat persatuan dan komitmen kuat untuk membangun Papua lebih baik.
“Semoga cahaya Natal menerangi perjalanan kita. Selamat Hari Natal dan Selamat Tahun Baru. Tuhan memberkati kita semua,” pungkasnya.










