Euforia.id | Ketika salju mulai turun di belahan bumi utara, banyak orang membayangkan Natal sebagai malam syahdu dengan kalkun panggang dan lagu pujian di gereja. Namun, bergeser ke Asia, perayaan Natal punya keunikan tersendiri di beberapa negara.
Natal menjadi bagian dari sebuah festival budaya yang melebur dengan tradisi lokal—mulai dari pesta ayam goreng hingga parade lampion bintang yang kolosal.
Berikut adalah potret bagaimana Asia merayakan Natal dengan cara yang tak biasa, sebagaimana dirangkum dari catatan perjalanan Cathay Pacific.
Ritual Unik “Bucket” Ayam Goreng
Di Tokyo, Jepang, jangan kaget jika Anda melihat antrean panjang di depan gerai KFC saat malam Natal.
Sejak kampanye pemasaran sukses tahun 1974, ayam goreng telah menjadi menu wajib bagi keluarga di Jepang.
Natal di sini terasa lebih sekuler dan romantis, menyerupai Hari Valentine di mana pasangan kekasih bertukar kado di bawah kerlap-kerlip lampu kota.
Jangan lupa mencicipi Kurisumasu Keki, kue spons stroberi yang menjadi hidangan penutup ikonik di sana.
Perayaan Terpanjang di Dunia
Filipina memegang rekor sebagai negara dengan perayaan Natal terlama. Begitu bulan berakhiran “ber” (September) tiba, radio mulai memutar lagu Natal.
Puncaknya adalah Noche Buena, pesta makan besar setelah misa tengah malam di mana keluarga berkumpul menyantap Lechon (babi panggang).
Di sepanjang jalan, Parol—lampion berbentuk bintang yang melambangkan Bintang Betlehem—tergantung indah, menciptakan pemandangan langit kota yang magis.
Natal di Bawah Pohon Mangga
Bagi komunitas Kristen di Goa dan Kerala, India, pohon cemara adalah barang langka. Sebagai gantinya, mereka menghias pohon mangga atau pohon pisang dengan lampu warna-warni.
Aroma kari daging dan Biryani menggantikan wangi kue jahe. Di sini, Sinterklas dikenal sebagai Christmas Baba, yang uniknya seringkali digambarkan tiba bukan dengan kereta rusa, melainkan dengan kuda dan kereta kayu.
Sentuhan Tradisional di Atas Meja
Di Korea Selatan, satu-satunya negara di Asia Timur yang menetapkan Natal sebagai hari libur nasional, suasana gereja terasa sangat kental.
Namun, saat waktu makan tiba, tradisi Barat segera berbaur dengan selera lokal. Alih-alih puding, Anda akan menemukan Bulgogi, Japchae, dan tentu saja Kimchi di atas meja makan malam Natal.
Bagi anak muda Seoul, liburan ini adalah momen untuk berseluncur es di bawah bayang-bayang gedung pencakar langit.
Kemilau Cahaya di Hutan Beton
Di Hong Kong, Natal adalah tentang visual. Mal-mal berlomba menampilkan instalasi seni raksasa yang spektakuler.
Warga lokal biasanya merayakannya dengan makan malam mewah di hotel atau restoran yang menghadap ke Victoria Harbour, menikmati kembang api kecil yang memantul di permukaan laut.
Natal di Asia adalah tentang keluarga dan kebersamaan. Di tengah keberagaman budaya, Asia membuktikan bahwa kegembiraan bisa diterjemahkan ke dalam bahasa apa saja, bahkan lewat sepiring nasi kari atau seember ayam goreng.














