JAYAPURA, – Pembinaan sepak bola usia muda di Provinsi Papua perlu mendapatkan perhatian serius dari Asosiasi Provinsi PSSI Papua, mengingat selama 37 tahun belum pernah ada lagi tim Papua yang juara di ajang Piala Soeratin.
Piala Soeratin merupakan ajang resmi yang digelar oleh PSSI untuk pembinaan usia muda. Penamaan Soeratin diambil dari nama tokoh pendiri PSSI, Ir. Soeratin Sosrosoegondo.
Kejuaraan ini sudah berlangsung sejak tahun 1965 yang dikhususkan untuk usia muda atau 18 tahun ke bawah. Pada 2012, PSSI meregulasi kejuaraan tersebut diperuntukkan bagi 17 tahun ke bawah. Lalu pada 2017, PSSI menggelar dua kategori umur, U-17 dan U-15. Hingga pada tahun 2024 ini, kejuaraan tersebut bertambah satu kelompok umur, yakni U-13.
“Piala Soeratin ini masuk dalam cetak biru pembinaan pemain muda yang sudah dipresentasikan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, kepada FIFA. Ini agenda resmi PSSI yang wajib dijalankan tiap tahunnya,” kata Wakil Ketua PSSI, Zainudin Amali dikutip dari laman resmi PSSI.
Tiga wakil Papua di ajang Piala Soeratin 2024 di kategori U-13, U-15 dan U-17 harus terhenti di fase gugur.
Tim Papua U-13 yang diwakili Papua Football Academy (PFA) kalah di babak 8 besar atau perempatfinal dari Jawa Timur. Begitu pula dengan tim PFA U-15 yang juga mewakili Papua, gagal di babak 16 besar usai kalah lewat drama adu penalti lawan Banten.
Sedangkan di kategori U-17, tim Papua yang diwakili Persemi Mimika, juga harus terhenti di babak perempatfinal setelah dikalahkan Persikopa Padang Pariaman.
Kekalahan di ajang Piala Soeratin 2024 ini melanjutkan kegagalan Papua yang tak pernah lagi juara sejak tahun 1987 silam, atau 37 tahun lamanya.
Ketika itu, Persiss muda yang dilatih oleh Decky Pelamonia dengan dibantu Paul Cumming sebagai penasehat teknis sukses mencatatkan sejarah baru.
Persiss membukukan nama mereka sebagai juara Piala Soeratin tahun 1987, usai menang atas Persipas Pangkal Pinang dengan skor 1-0 pada laga final yang berlangsung di Stadion Utama Senayan, Jakarta, 22 Maret 1987.
Gelar juara yang diraih oleh Persiss muda itu menjadi yang pertama dan terakhir kalinya bagi tim asal Papua. Pasalnya, sampai saat ini belum ada lagi tim muda Papua yang membawa pulang trofi.
Pada Piala Soeratin 2005, tim muda Persipura Jayapura gagal menjadi juara. Berdasarkan peringkat, tim Mojokerto Putra yang dinobatkan sebagai juara edisi tersebut.
Kegagalan tim Papua di ajang Piala Soeratin seharusnya menjadi bahan evaluasi atau introspeksi Asprov PSSI yang bertugas melakukan pembinaan dari usia dini. Julukan gudang pesepakbola tak afdol bagi Papua jika masih kesulitan dalam mengurus dan membina talenta muda secara konsisten dan berkesinambungan.
“Piala Soeratin ini merupakan salah satu bentuk pembinaan untuk melahirkan talenta-talenta berbakat,” kata Zainudin Amali.
Sejak awal digelar, Piala Soeratin banyak melahirkan bintang-bintang sepak bola muda Indonesia. Salah satunya ada nama Egy Maulana Vikri. Pada kejuaraan ini, Persikasi Bekasi menjadi tim yang paling sukses dengan mengoleksi 4 gelar juara. (Djaps)