Menu

Mode Gelap

Ekonomi

AI Berdaulat Diproyeksikan Sumbang 140 Miliar Dolar ke PDB hingga 2030

badge-check


					Dok Indosat Ooredoo Hutchison Perbesar

Dok Indosat Ooredoo Hutchison

Jakarta, Euforia.id | Visi ambisius Indonesia untuk mencapai status negara berpenghasilan tinggi pada 2038 dan mewujudkan Indonesia Emas 2045 kini memiliki fondasi utama, Kecerdasan Artifisial (AI) Berdaulat.

​Sebuah laporan terbaru, “Empowering Indonesia Report 2025: Building Bridges of Tomorrow” yang diluncurkan oleh Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) bersama perusahaan riset Twimbit, memproyeksikan potensi dampak AI berdaulat yang luar biasa:

​Peningkatan PDB: AI Berdaulat diproyeksikan menyumbang hingga 140 miliar dolar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2030.

​Akselerasi Pertumbuhan: Langkah ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi tahunan hingga 6,8% dan bahkan mempercepat pencapaian status negara berpenghasilan tinggi ke tahun 2038 dalam skenario terbaik.

Tantangan Investasi dan Talenta

​Meskipun potensi keuntungannya besar, laporan ini menyoroti kebutuhan investasi signifikan untuk memperkuat daya saing digital nasional.

​Infrastruktur Komputasi: Indonesia membutuhkan investasi sebesar 3,2 miliar dolar hingga tahun 2030 untuk memenuhi kebutuhan komputasi nasional. Saat ini, pusat data AI Indonesia masih sangat kecil, mencakup kurang dari 1% pasar global.

​Kesenjangan Talenta: Diperlukan pengembangan mendesak 400 ribu talenta AI pada 2030, dengan estimasi investasi sebesar 968 juta dolar untuk pendidikan dan pelatihan ulang (reskilling) tenaga kerja.

​”AI bukan hanya soal teknologi, tetapi tentang kemandirian bangsa. Kedaulatan AI berarti membangun teknologi yang merefleksikan nilai-nilai Pancasila, menjamin etika dan keamanan, serta memastikan manfaatnya dirasakan secara merata,” Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria.

​Laporan ini menguraikan lima pilar strategis yang harus diperkuat Indonesia untuk mewujudkan kedaulatan AI, infrastruktur digital andal, tenaga kerja AI berkelanjutan, industri AI yang tumbuh, riset dan pengembangan yang mumpuni, regulasi dan etika yang kokoh.

​Peran Indonesia sebagai pengguna teknologi AI mulai bergeser. Adanya inisiatif riset nasional seperti Sahabat-AI V2—sebuah Large Language Model (LLM) berparameter 70 miliar yang mendukung Bahasa Indonesia dan bahasa daerah (Jawa, Sunda, Bali, Batak)—menjadi bukti nyata kemampuan inovasi lokal.

​Vikram Sinha, President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison, menegaskan komitmen perusahaannya.

“Kedaulatan AI adalah tentang membangun masa depan yang dimiliki dan dikendalikan oleh Indonesia sendiri. Kami berkomitmen menghadirkan solusi AI yang beretika untuk memberdayakan setiap lapisan masyarakat menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya.

​Dengan memperkuat fondasi infrastruktur dan talenta, Indonesia kini siap melangkah dari sekadar konsumen teknologi menjadi arsitek peradaban digital yang berdaulat.

Baca Lainnya

Indosat Ngebut! Laba Bersih Melonjak 29,1 Persen, Transformasi AI Berbuah Manis

31 Oktober 2025 - 13:44 WIB

BBM Mengalir Sampai Jauh: Gerak Rantai Energi, dari Laut ke Tangki Penduduk Negeri

30 Oktober 2025 - 18:06 WIB

Keadilan Energi dari Sentuhan Jemari

30 Oktober 2025 - 00:27 WIB

Indosat dan Komdigi Luncurkan Registrasi eSIM Biometrik: Jaminan Keamanan Digital Pelanggan

27 Oktober 2025 - 19:24 WIB

Trending di Ekonomi