JAKARTA | Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersama beberapa instansi nasional dan internasional melaksanakan latihan tanggap tsunami bertajuk Exercise Pacific Wave 2024 atau PacWave24, Rabu (30/10/2024).
Kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan dua tahunan yang diselenggarakan oleh Intergovernmental Coordination Group for the Pacific Tsunami Warning and Mitigation System (ICG/PTWS).
PacWave24 bertujuan untuk menguji sistem peringatan dini gempa bumi dan tsunami terkait waktu, menguji pemahaman isi berita dan penerjemahannya menjadi tindakan tanggap bencana.
Menguji rantai peringatan dini terkait informasi realtime sudah tiba sebelum 4 menit, keterlibatan para pihak, tautan komunikasi di daerah terkait Operator 24/7 termasuk kelengkapan alat komunikasi, serta memenuhi salah satu dari 12 indikator Program Pengakuan Kesiapan Tsunami UNESCO-IOC.
“Mengingat tingginya aktivitas kegempaan di Indonesia, BMKG bersama seluruh pihak harus meningkatkan sistem mitigasi gempabumi dan tsunami. Hal tersebut juga membuat kita harus selalu berlatih agar kita terampil dan cekatan dalam menghadapi gempabumi dan tsunami,” kata Direktur Pusat Gempa bumi dan Tsunami, Daryono dalam siaran pers BMKG.
Ia menambahkan, sistem peringatan dini tsunami tidak akan berhasil jika hanya bergantung pada kemampuan monitoring gempa dan tsunami, melainkan penting juga dalam meningkatkan kesiapsiagaan lembaga yang meneruskan peringatan dini tsunami seperti BNPB dan BPBD/Pusdalops.
“Diharapkan untuk selalu berjaga 24 jam memastikan jaringan komunikasi beroperasi baik. Hal ini mengingat tsunami bisa terjadi malam hari ketika masyarakat tidak dalam kondisi terjaga,” ujar Daryono.
Latihan diikuti oleh 8 provinsi, di antaranya Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Maluku, Papua, Papua Barat Daya dan Papua Tengah. Dengan melibatkan 17 Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) dan 16 UPT Geofisika BMKG.
Skenario yang digunakan yakni tsunami bermagnitudo 8,2 di sekitar Kepulauan Talaud, Indonesia, dengan kedalaman 10 km di yang akan dimulai pada pukul 09.00 WIB.
BMKG mengirimkan informasi peringatan tsunami melalui berbagai kanal komunikasi, termasuk SMS, fax, dan email, untuk menguji respon dan prosedur operasional standar (SOP) dalam penanganan bencana.
Hasil komunikasi dalam latihan ini selanjutnya akan diobservasi oleh perwakilan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Institut Teknologi Bandung (ITB), Badan Informasi Geospasial (BIG), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan UNESCO-IOTIC.
Narasumber yang hadir diantaranya, Dr. Nuraini Rahma Hanifa dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Ir. Dodik Sudiyono dari Kementrian Komunikasi dan Informasi (KemenKominfo), Ardito M. Kodijat selaku Kepala Indian Ocean Tsunami Information Center (IOTIC) Achmad Fakhrus Shomim, dari Badan Riset dan Inovasi (BRIN).