Jayapura, Euforia.id | Pemerintah Provinsi Papua menekankan pentingnya edukasi masyarakat untuk mengurangi risiko bencana di wilayah yang rentan secara geografis.
Edukasi dinilai menjadi strategi paling efektif di tengah keterbatasan dalam mencegah terjadinya bencana.
Hal itu disampaikan Staf Ahli Gubernur Papua, Cyfrianus Mambay, mewakili Penjabat Gubernur Papua, Agus Fatoni dalam Rapat Koordinasi Daeraeh BPBD se-Papua di Kota Jayapura.
Ia mencontohkan, warga yang tinggal di lereng curam dengan kemiringan lebih dari 45 derajat perlu diingatkan untuk pindah sebelum musim hujan.
Langkah itu, menurut dia, dapat mengurangi risiko longsor yang kerap mengancam permukiman.
Ia juga mengingatkan bahaya membuang sampah ke sungai yang bisa memicu banjir. “Kita tidak bisa menghentikan bencana, tetapi risikonya bisa kita kurangi. Edukasi kepada masyarakat menjadi kunci,” kata Mambay.
Berdasarkan data BPBD Papua, potensi banjir tinggi tercatat di Kota Jayapura, Keerom, dan Sarmi. Adapun daerah rawan gempa meliputi Nabire, Keerom, dan Pegunungan Bintang.
Kondisi ini menuntut pendekatan mitigasi yang disesuaikan dengan karakter ancaman di masing-masing wilayah.
Pelaksana Tugas Kepala BPBD Papua, Wisnu, menambahkan, edukasi lapangan selama ini dilakukan melalui simulasi evakuasi, sosialisasi di sekolah, serta kerja sama dengan tokoh adat dan agama.
“Kita siap menghadapi bencana, tetapi yang paling penting adalah meminimalkan dampaknya,” ujarnya.
Rapat koordinasi yang mengusung tema Papua Tangguh, Papua Hebat itu dihadiri perwakilan BPBD dari seluruh kabupaten/kota. Forum tersebut membahas strategi peningkatan kesiapsiagaan, termasuk pembekalan keterampilan dan percepatan respons saat bencana terjadi.