Jayapura, Euforia.id | Meskipun sukses merangkul anak muda untuk kembali mencintai buku, Komunitas Torang Baca menghadapi tantangan besar dalam hal lokasi kegiatan.
Syarif, penggagas komunitas,
mengungkapkan kesulitan terbesar adalah pemilihan tempat yang aman dan nyaman.
Awalnya, kegiatan komunitas digelar di ruang publik seperti Taman Kota Mandiri dan Pantai.
Namun, Syarif menceritakan, mereka pernah mengalami pengalaman buruk yang mengganggu jalannya kegiatan.
“Tantangan terbesar adalah pemilihan tempat karena awalnya Torang Baca berfokus pada tempat publik. Namun, kami mengalami pengalaman yang buruk, diganggu orang mabuk sehingga mengganggu jalannya kegiatan kami,” ujar Syarif.
Untuk mengatasi hal tersebut, Torang Baca kini beralih memusatkan kegiatan baca mereka di kafe-kafe, meski lokasi ini juga memunculkan tantangan baru, yaitu keharusan peserta untuk melakukan pembelian.
“Kami berpindah dari satu kafe ke kafe lainnya, namun tantangan yang muncul adalah keharusan para peserta untuk membeli minuman dan makanan,” katanya.
Oleh karena itu, Syarif berharap komunitasnya dapat menjalin kerja sama dengan pihak yang memiliki ruang publik yang layak dan aman, baik dari pemerintah maupun komunitas lain.
“Harapan kami semoga ke depannya bisa menjalin kolaborasi dengan komunitas lain atau pemerintah yang mempunyai ruang publik yang aman dan nyaman demi meningkatkan kegiatan literasi di Jayapura,” harapnya.
Sejauh ini, kolaborasi yang sudah terjalin kebanyakan dilakukan dengan kedai kopi lokal, dengan kolaborasi terakhir diadakan bersama Bank Indonesia untuk kegiatan “Baca Bersama” di perpustakaan mereka.