Jayapura, Euforia.id | Pemerintah Provinsi Papua menyambut baik inisiatif kolaborasi antara Kementerian Pendidikan, UNICEF, dan lembaga swadaya masyarakat lokal dalam mendukung implementasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Program yang bertujuan meningkatkan kesehatan dan kualitas pendidikan anak sekolah ini diharapkan dapat menjadi model percontohan bagi provinsi lain di Tanah Papua.
Kegiatan penting berupa peningkatan kapasitas implementasi MBG dan edukasi gizi bagi tim pembina Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M) resmi dibuka oleh Wakil Gubernur Papua, Aryoko Rumaropen, di Abepura, Kota Jayapura, Jumat (24/10).
Wagub Aryoko Rumaropen menyatakan pelatihan ini sangat berkontribusi bagi satuan pendidikan, khususnya di Kota/Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Biak Numfor. Ia menyoroti pentingnya pengelolaan dapur gizi yang optimal agar layanan makanan sehat di sekolah dapat berjalan lancar dan merata.
”Melalui peningkatan kapasitas ini, kami berharap pelayanan makanan bergizi dapat menjangkau seluruh wilayah dengan waktu yang tepat dan kualitas yang terjamin,” ujar Aryoko.
Wagub mengakui masih adanya tantangan di lapangan, seperti keterlambatan distribusi dan kasus keracunan akibat jarak dapur gizi yang jauh. Untuk itu, ia menekankan perlunya kerja sama lintas sektor guna memperkuat sistem pelayanan makanan bergizi di sekolah.
Papua menunjukkan peran sentral dalam program ini. Aryoko mengungkapkan, UNICEF menyampaikan Papua menjadi satu-satunya daerah yang masih didampingi secara aktif, sementara kantor mereka di Aceh dan Sulawesi Selatan sudah ditutup.
“Ini menjadi kesempatan untuk menunjukkan praktik terbaik dari Papua,” katanya.
Dukungan penuh Pemprov Papua terhadap program MBG merupakan bagian dari visi Transformasi Papua Baru yang berfokus pada peningkatan kesehatan masyarakat, perluasan akses pendidikan berkualitas, dan pendorong produktivitas melalui inovasi.
Di sisi mitra, Nutrition Specialist UNICEF Indonesia, Airin Roshita, menjelaskan MBG bertujuan untuk meningkatkan kehadiran dan prestasi belajar siswa, khususnya di daerah rawan pangan, melalui penyediaan makanan bergizi gratis.
”Kami bersama IPB University dan Badan Gizi Nasional mendirikan Center of Excellence untuk mendukung program ini secara teknis, termasuk pelatihan bagi pengelola dapur sekolah,” kata Airin.
Edukasi gizi juga menjadi fokus utama, termasuk membiasakan anak-anak mengonsumsi buah dan sayur.
Saat ini, program di Jayapura didukung tujuh dapur Sentra Pelayanan Pangan Gizi (SPPG), dan UNICEF berencana menambah pelatihan serta sarana sanitasi. Uji coba dapur sekolah juga akan dilakukan di pulau-pulau terpencil di Kabupaten Biak untuk memastikan pemerataan akses.
Sementara itu, Ketua TP6 Ditjen PAUD Dikdasmen Kemendikbudristek, Ariaty Dano, mengapresiasi kolaborasi yang terjalin. Ia menegaskan program percepatan MBG merupakan salah satu prioritas nasional di bawah arahan Presiden RI.
”Kami telah mengembangkan dashboard MBG, panduan pelaksanaan, serta modul edukasi gizi agar implementasi di satuan pendidikan berjalan sesuai standar,” jelas Ariaty.
Evaluasi dampak program terus dilakukan untuk mengukur peningkatan kesehatan dan prestasi siswa.
”Harapannya, melalui sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan mitra internasional, Papua dapat menjadi pelopor keberhasilan program Makan Bergizi Gratis di bumi Cenderawasih,” pungkasnya.










