Menu

Mode Gelap

Papua

Kolam Retensi 150 Hektar Dibangun Pemkab Keerom dan BWS Papua untuk Atasi Banjir

badge-check


					dok istimewa Perbesar

dok istimewa

Keerom, Euforia.id | Pemerintah Kabupaten Keerom dan Balai Wilayah Sungai (BWS) Provinsi Papua secara resmi memulai proyek pengendalian banjir berskala besar melalui pembangunan Kolam Retensi seluas 150 hektar. Proyek strategis ini ditujukan untuk menanggulangi masalah banjir yang kerap melanda wilayah Keerom.

​Langkah maju ini ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kesepahaman (MoU) terkait penyelesaian pembayaran Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) dan Dana Reboisasi (DR) pada kawasan hutan produksi konversi.

Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Bupati Keerom, Piter Gusbager, dan Kepala BWS Papua, Dave Harold Irhajadi Muchaimin.

​Kepala BWS Papua, Dave Harold Irhajadi Muchaimin, menjelaskan MoU ini adalah langkah awal yang sangat penting, sebab penandatanganan ini menjadi tahapan kunci dalam proses pengadaan tanah.

“Menyangkut rencana pengadaan tanah pembangunan kolam retensi di Kabupaten Keerom, ini tahap awal kita menandatangani MoU. Biaya untuk PSDH akan menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat melalui Balai Wilayah Sungai Papua,” ungkap Dave.

Ia juga menyampaikan apresiasi atas dukungan Pemerintah Kabupaten Keerom dalam pengelolaan sumber daya air. Setelah pengadaan tanah selesai, tahap selanjutnya adalah sosialisasi, dilanjutkan dengan konstruksi fisik kolam retensi.

​Menyambut kemitraan ini, Bupati Keerom, Piter Gusbager, menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada BWS Papua sebagai mitra utama dalam pengelolaan air di wilayahnya.

“Keberhasilan pembangunan di suatu daerah seperti Keerom ini sangat ditentukan oleh keberhasilan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) atau pengelolaan air,” ujar Bupati Piter.

​Bupati dua periode itu menegaskan bahwa penandatanganan MoU pembayaran PSDH dan DR merupakan persyaratan awal untuk menuntaskan tahapan pembangunan kolam retensi tersebut.

Ia juga memberikan penekanan khusus kepada masyarakat pemilik hak ulayat agar dapat memahami tujuan mulia proyek ini.

“Kawasan ini sebelumnya adalah Hutan Produksi Konversi (HPK) yang telah diserahkan oleh Menteri Kehutanan kepada Bupati Keerom. Tujuan pembangunan ini bukan investasi yang mencari keuntungan (profit), tetapi murni untuk pengelolaan air,” tegasnya.

Tujuan utama kolam retensi ini, lanjut Bupati, adalah memastikan Keerom terhindar dari banjir saat musim hujan dan memiliki cadangan air saat musim kemarau.

​Bupati Gusbager juga menyinggung dampak positif dari kemitraan erat antara Pemkab Keerom dan BWS Papua yang telah terjalin selama ini. Ia menyebut, meskipun Keerom sering dilanda banjir di masa lalu, kini kondisi masyarakat sudah jauh lebih baik.

BWS telah membantu pembangunan Tanggul Sungai Tami, yang saat ini mencegah luapan air dari kantor bupati hingga Arso 1. Selain itu, BWS juga berkontribusi dalam menanggul Sungai Skanto.

Bupati Gusbager berharap BWS Papua dapat melakukan pengecekan secara periodik terhadap kondisi kedua tanggul penting tersebut untuk memastikan keamanannya.

Baca Lainnya

Program Sidaya Selaras dengan Kartu JALAN Gubernur Papua

13 November 2025 - 22:49 WIB

Waropen Pacu Hilirisasi: Bupati Jadikan Ekonomi Biru Visi Pembangunan Utama

13 November 2025 - 14:44 WIB

Gubernur Tegaskan Kolaborasi Kunci Sukses Otsus, Tolak Pengkotak-kotakan Pasca Pemekaran

13 November 2025 - 14:29 WIB

Kemenko IPK Pastikan Jalan Trans Jayapura – Wamena Teraspal 2026

12 November 2025 - 20:48 WIB

Trending di Papua