Jayapura, Euforia.id | Lantang terdengar lagu kebangsaan Indonesia Raya berkumandang dari balik sebuah ruangan di Gedung Bank Mandiri Kantor Wilayah (Kanwil) XII Jayapura, Jalan Dr. Soetomo, Kota Jayapura, Provinsi Papua.
Selasa (25/2/2025) pagi itu, puluhan karyawan tampak serius dan penuh khidmat meresapi alunan lagu Indonesia Raya. Potret itu berlangsung setiap pagi dalam lima hari seminggu, sebelum karyawan hendak memulai bertugas.
Bait demi bait lagu lantang terdengar dari balik bibir para karyawan. Tak ada suara berisik selain suara nyanyian yang menggema.
Seketika riuh tepukan tangan mulai terdengar. Lagu kebangsaan telah selesai diputar. Masing-masing karyawan mulai kembali ke meja kerja dan bergegas memulai pekerjaan mereka.
Jimi Hendrix, tampak antusias memulai aktivitasnya. Seorang officer di Bank Mandiri Kanwil XII Jayapura itu sejak awal terlihat paling bersemangat menyanyikan lagu Indonesia Raya. Setelah prosesi itu, wajahnya berhias senyuman.
“Kerja! ayo kerja! semangat!,” teriaknya penuh antusias.
Teriakan Jimi itu disambut oleh rekan-rekannya yang juga terlihat bersemangat memulai aktivitas.
“Semangat! semangat!,” sahut rekannya.
Seremoni itu bukan dilakukan karena sedang memperingati hari besar nasional. Tapi sudah menjadi kewajiban atau aktivitas rutin setiap paginya bagi karyawan perusahaan Bank Mandiri di Kanwil XII Jayapura.
Rupanya, upacara mini itu merupakan bagian dari implementasi prinsip Akhlak yang mulai diterapkan sejak berapa tahun lalu, sebagaimana yang tercantum pada Surat Edaran PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Nomor KPS.HCE/PCE.235/2020 tertanggal 05 Agustus 2020 perihal “Penerapan Nilai-Nilai Utama (Core Values) Sumber Daya Manusia Badan Usaha Milik Negara “AKHLAK” di Lingkungan Mandiri Group”.
Akhlak merupakan akronim dari Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Prinsip itu dibangun sebagai pondasi kokoh untuk memberikan arah bagi karyawan tentang nilai-nilai kebenaran dan yang bertolak belakang.
Akhlak menjadi pedoman wajib bagi karyawan Bank Mandiri sebagai aspek fundamental dalam pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) seperti yang terkandung dalam prinsip ESG (Environmental, Social, dan Governance), di mana akan berdampak pada lingkungan sosial (social impact), relasi (community relations), produktifitas dan kompetensi (human capital development), dan perilaku baik (corporate behavior).
Torang Bisa!
Jimi Hendrix, sudah belasan tahun mengabdi di Bank Mandiri. Ia lahir dan besar di Kota Jayapura, Tanah Papua. Saban hari ia sibuk dengan pekerjaannya.
Meski mengaku berat bekerja sebagai officer di perbankan, namun dirinya tak pernah mengeluh. Baginya pengabdian selama belasan tahun dan mengorbankan sedikit waktu untuk keluarga demi pekerjaan adalah sebuah dedikasi yang mahal harganya.
Jam di dinding tepat menunjukkan pukul 12 siang. Jimi mulai meninggalkan tumpukan kertas yang ia teliti sejak pagi di depan layar komputer. Ia bergegas keluar dari ruangan kerjanya dan beristirahat sejenak di teras Bank Mandiri yang penuh dengan tanaman rindang.
“Begini aktivitas saya setiap hari. Kalau kerjaan sedang padat kadang saya belum bisa istirahat. Ini baru bisa istirahat sedikit,” katanya.
Jimi bukan karyawan biasa di kantornya. Bakatnya dalam bermusik menjadikannya sebagai karyawan “khusus”. Berkat keterampilannya itu ia tergabung dengan grup band Bank Mandiri Kanwil XII Jayapura bersama enam rekannya.
Band itu menjadi ikon Bank Mandiri Kanwil XII Jayapura. Mereka mendapatkan dukungan penuh dari direksi untuk mengembangkan bakat. Tugas khusus pun diberikan oleh kantor, memproduksi sebuah lagu untuk mengkampanyekan prinsip Akhlak.
Lagu itu berjudul “Torang Bisa!”, diambil dari dialek orang Indonesia Timur yang artinya “kita bisa”. Lirik dalam lagu tersebut mengutarakan tentang pedoman dan dedikasi mereka sebagai karyawan Bank Mandiri, yang diambil dari nilai-nilai prinsip Ahklak.
“Berdedikasi utamakan kepentingan bangsa dan negara. Terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan atau pun menghadapi perubahan membangun kerjasama yang sinergis, mandiri torang bisa!. Akhlak menjadi pedoman selalu melekat,” demikian sepenggal lirik lagu Torang Bisa yang mereka ciptakan.
Kreativitas mereka itu merupakan bentuk lain dari hal kecil yang diharapkan dapat menjadi pemicu atau membangkitkan motivasi para karyawan Bank Mandiri yang tak terlepas dari pedoman Akhlak dan prinsip ESG.
“Prinsip-prinsip itu merupakan panduan bertindak dan berperilaku sehari-hari bagi manajemen dan pekerja perusahaan dalam menjalankan tugas dan kewajibannya guna mencapai tujuan sesuai dengan Visi dan Misi perusahaan,” dituturkan Wisnu Jatmiko, Regional CEO Bank Mandiri Kanwil XII Jayapura.
Gerakan Hijau
Pondasi mental yang diterapkan Bank Mandiri melalui prinsip Akhlak menjadi cikal bakal untuk mewujudkan komitmen mereka dalam memajukan keberlanjutan ekonomi, termasuk implementasi ekonomi hijau yang tujuannya juga berdampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat di masa mendatang.
Seperti yang terlihat pada Gedung Bank Mandiri Kanwil XII Jayapura. Gedung megah yang terletak di jantung Kota Jayapura, Ibu Kota Provinsi Papua itu adalah satu dari 10 gedung Ramah Lingkungan milik Bank Mandiri.
Gedung berlantai 8 itu menggunakan kaca rendah emisi (OTTV) dan telah mengantongi sertifikat bangunan hijau.
Area Gedung itu dikelilingi oleh hutan kota yang rimbun dan dihiasi oleh tanaman hijau yang rindang.
Keberadaan gedung Ramah Lingkungan itu merupakan wujud dukungan Bank Mandiri dalam mengurangi jejak karbon, sejalan dengan visi Indonesia’s Sustainability Champion untuk mencapai Net Zero Emission (NZE).
“Bank Mandiri berkomitmen untuk mempromosikan operasi yang ramah lingkungan di seluruh kantor kami di seluruh Indonesia. Kami telah menerapkan fitur ramah lingkungan di semua kantor operasional kami dan mengembangkan sistem pemantauan yang transparan, yang dicapai melalui pelacakan karbon digital,” kata Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar, dikutip dari situs resmi Bank Mandiri.
Tak hanya membangun gedung ramah lingkungan, Bank Mandiri Kanwil XII Jayapura juga berperan aktif mengkampanyekan gerakan hijau. Seperti yang terlihat di sudut Kota Jayapura, di Jalan Sam Ratulangi.
Taman luas yang dipenuhi pepohonan rindang menjadi ikon Mandiri sekaligus taman kota. Di sana tempat berbagai macam aktivitas bergerak setiap harinya. Selain menjadi tempat bermain anak, taman mandiri itu juga merupakan lahan mencari nafkah bagi sejumlah pedagang kaki lima.
Irham, pedagang kue dan nasi kuning, memanfaatkan taman mandiri itu sebagai tempat ia mengadu peruntungan.
“Terima kasih Bank Mandiri Jayapura sudah menyediakan taman ini dan bisa dimanfaatkan oleh saya dan teman-teman pedagang kaki lima lainnya. Sangat membantu sekali,” kata Irham.
Bank Mandiri menyadari bahwa perubahan iklim tak hanya mengancam keberlangsungan hidup manusia di bumi, tapi juga berdampak besar pada sektor perekonomian. Karena itu, Bank Mandiri terus mendorong penuh terwujudnya ekonomi hijau.