JAYAPURA | Penggunaan listrik ramah lingkungan yang bersumber dari energi hijau kian bertumbuh di Kota Jayapura menyusul penyediaan sumber listrik matahari yang disediakan oleh PT PLN Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat di beberapa titik dan juga Renewable Energy Certificate (REC) yang mulai diminati oleh para pelanggan.
John Yarangga selaku Senior Manager Manajemen Niaga dan Pemasaran PT PLN UIW Papua dan Papua Barat mengatakan PT PLN terus berkomitmen untuk membumikan energi hijau.
Ia membeberkan, persentase penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) di wilayah kerja PLN UP3 Jayapura secara keseluruhan sebesar 6,15 persen. Hal ini akan terus bertambah seiring implementasi aturan pemerintah dengan bauran EBT sebesar 60 persen.
Minat pelanggan PLN di Jayapura terhadap penggunaan listrik bersih melalui REC (Renewable Energy Certificate) terus mengalami perkembangan yang positif.
Hingga saat ini jumlah pelanggan PLN yang membeli REC sebanyak 11 pelanggan dengan total pembelian sertifikat sebanyak 864 lembar atau setara 864.000 KW atau 864 Megawatt-hour (MWh) energi bersih yang dikonsumsi (1 lembar REC setara 1000 KW Energi Bersih).
“Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kesadaran masyarakat dan pelaku bisnis di Jayapura akan pentingnya energi bersih dan berkelanjutan,” kata Yarangga.
PT PLN UIW Papua dan Papua Barat optimis tren ini akan terus berlanjut, mengingat semakin banyak perusahaan dan individu yang berkomitmen untuk mengurangi jejak karbon mereka. PLN berkomitmen untuk terus mendukung transisi energi menuju sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Gerak Nyata PLN
Selain menyediakan 15 Pembangkit Tenaga Listrik Surya (PLTS) atap yang telah terpasang di seluruh wilayah Papua dan Papua Barat dengan total kapasitas 558.950 WP, PLN UIW Papua dan Papua Barat juga telah mendirikan Green Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Jayapura sebagai langkah signifikan dalam mendukung adopsi kendaraan listrik.
Penyediaan infrastruktur SPKLU tersebut menunjukkan komitmen PLN dalam mendorong penggunaan energi bersih. Green SPKLU ini memanfaatkan energi dari tenaga matahari dengan PV Rooftop. Green SPKLU ini merupakan inovasi PLN Unit Induk Papua dan Papua Barat.
“Kami mencatat adanya peningkatan minat masyarakat terhadap kendaraan listrik setelah beroperasinya SPKLU. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya pertanyaan dan kunjungan ke SPKLU untuk mengetahui lebih lanjut tentang proses pengisian daya,” ujar Yarangga.
Untuk daerah perkampungan, PLN UIW Papua dan Papua Barat juga telah membangun PLTS di wilayah kerja PLN UP3 Jayapura. Ada 7 kampung yang telah dialiri listrik hijau, antara lain PLTS Oksibil dengan kapasitas 300 kWp,
PLTS Endokisi 25 kWp, PLTS Meukisi 50 kWp, PLTS Bukisi 50 kWp, PLTS Samanente 30 kWp, PLTS Konderjan 30 kWp, dan PLTS Terpones 30 kWp.
Dukungan lain yang diberikan PLN terhadap pengguna EV adalah diskon pasang baru dan tambah daya untuk pemasangan Home Charging pengguna EV. Biaya pasang baru daya 7.700 VA yang normalnya sebesar Rp7.700.000, cukup membayar 850.000.
“Untuk tambah daya sampai daya 11.000 hanya bayar Rp150.000. Promo ini berlangsung sampai 31 Desember 2024,” sebut Yarangga.
Komitmen PLN Terhadap Lingkungan
Penggunaan energi hijau semakin gencar dilakukan oleh PLN, baik di pusat maupun daerah. Hal itu merupakan bentuk komitmen PLN terhadap lingkungan, menyikapi tekanan global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan dampak perubahan iklim semakin mendesak.
“PLN sebagai perusahaan besar memiliki tanggung jawab moral untuk berkontribusi dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Penggunaan energi fosil seperti batu bara menghasilkan polusi udara yang berdampak buruk pada kesehatan masyarakat. Energi hijau menawarkan solusi yang lebih bersih dan sehat,” kata Yarangga.
Penggunaan energi hijau ini memberikan dampak yang signifikan dalam mengurangi emisi karbon, sejalan dengan upaya global untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) dan mengurangi dampak perubahan iklim. Penggunaan energi bersih juga berkontribusi dalam menjaga kualitas udara dan lingkungan sekitar.
Sebagaimana diketahui, pemerintah Indonesia telah menetapkan target NZE pada tahun 2060. PLN sebagai perusahaan listrik negara memiliki peran sentral dalam mencapai target tersebut. Pemerintah mengeluarkan berbagai regulasi yang mendorong pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) serta efisiensi energi.
Indonesia memiliki potensi sumber daya EBT yang sangat besar, seperti matahari, angin, air, dan panas bumi. Pemanfaatan potensi ini tidak hanya mengurangi ketergantungan pada energi fosil tetapi juga membuka peluang investasi baru.
Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan mendorong permintaan akan produk dan layanan yang ramah lingkungan, termasuk listrik dari sumber energi bersih serta banyak perusahaan berkomitmen untuk mengurangi jejak karbon mereka dan mencari sumber energi yang berkelanjutan.