Jayapura, Euforia.id | Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Papua mengungkapkan pertumbuhan kredit di Bank Umum alami peningkatan berdasarkan data terakhir per Desember 2024 lalu.
Kepala Bagian Pengawasan LJK OJK Papua, Yosua Rinaldy mengatakan salah satu faktor yang mendukung pertumbuhan ekonomi di Papua itu sendiri dengan adanya Daerah Otonomi Baru (DOB).
Ia memaparkan, pada Desember 2023 kredit di Bank Umum sebesar 54,61 triliun, dan di Desember 2024 sebesar 57,80 triliun. Secara yoy pertumbuhan kredit sebesar 5,88 persen.
“Pertumbuhan ini sejalan dengan upaya perbankan di tanah Papua untuk membantu pertumbuhan ekonomi di tanah Papua,” kata Yosua pada konferensi pers OJK Papua di Kota Jayapura, Rabu (26/2/2025).
Jelasnya, jika melihat dari NPL gross terdapat resiko kredit di Papua untuk Bank Umum yang justru relatif terjaga. Hal ini karena pada Desember 2023 NPL sebesar 2,5 persen dan di Desember 2024 sebesar 2,37 persen atau turun 0,13 persen.
“Jadi ini juga menunjukan upaya perbankan dalam rangka menurunkan resiko kredit di tanah papua,” ujarnya.
Dia mengungkapkan dengan pertumbuhan positif kredit baik itu resiko kreditnya, NPL yang menurun kemudian kredit yang di berikan juga bertumbuh maka diharapkan posisi ini bisa di jaga momentumnya di tahun 2025.
Sementara itu, untuk Kinerja Perbankan pada sektor Bank Syariah, Dana Pihak Ketiga ( DPK) justru meningkat sebesar 1,61 persen.
“Pada desember 2023 itu 1,4 T, meningkat menjadi 1,43 T di desember 2024.Jadi BPK meningkat, dan pembiayaan juga meningkat signifikan sehingga bisa dilihat pembiayaan pada desember 2023 sebesar 827 miliar, meningkat menjadi 953 miliar, atau 15,28 persen,” ungkapnya.
Kemudian untuk BPR pada desember 2023 ke desember 2024 mengalami penurunan menjadi 23,6 persen dari 1,31 triliun menjadi 997,8 miliar.
Tercatat kredit yang diberikan juga menurun dari 2,2 triliun menjadi 12 triliun kemudian NPL gross kinerja juga sangat signifikan membaik dari 15,53 persen di desember 2023, menjadi 2,08 persen di desember 2024.
Dia mengaku penurunan itu salah satunya di pengaruhi oleh, penutupan salah satu kantor BPR di Manokwari sehingga dengan kondisi ini mempengaruhi penurunan portofolio BPR di Tanah Papua termasuk NPL gross juga membaik.
Kemudian untuk perkembangan industri kinerja keuangan sektor pasar modal, tercatat jumlah kepemilikan saham meningkat dari tahun ke tahun. Pada desember 2023 tercatat 1,07 triliun meningkat di desember 2024 menjadi 1,17 triliun atau sekitar 100 miliar meningkatnya (7,99 persen).
Hal ini menunjukan inklusi di pasar modal mulai ada peningkatan, mulai dari iverstor dan juga dari jumlah kepemilikan meningkat.
“Dari jumlah kepemilikan saham itu nominalnya jumlah orangnya juga meningkat dari 2023 itu ada 81.839 yang mana secara yoy meningkat 25, 67 persen.
Jadi ini meningkat jumlah investornya, maupun kepemilikan saham secara nominal meningkat dan sepertinya juga tingkat keatifan juga semakin tinggi karena jumlah transaksi juga meningkat,” tandasnya.