SOLO | Kontingen Peparnas NPCI Papua sukses mendulang 8 keping medali pada hari kedua perlombaan Pekan Paralimpiade Nasional atau Peparnas XVII Jawa Tengah, dari cabang olahraga para-renang yang berlangsung di Kolam Renang Intanpari, Kabupaten Karanganyar, Selasa (8/10/2024).
Sebanyak 8 keping medali yang berhasil didapatkan oleh para-renang Papua terdiri dari 1 medali emas, 5 medali perak, dan 2 medali perunggu.
Medali emas dipersembahkan oleh Nur Anisa Paramita pada nomor 50 meter gaya kupu-kupu putri klasifikasi S12.
Sejumlah 5 medali perak diraih oleh Menaser Numberi nomor gaya bebas 200 meter S12-S13, Andre nomor 50 meter gaya kupu-kupu klasifikasi S12 putra, Yan Mebri nomor gaya kupu-kupu 50 meter S14 putra, Almeira Bintang Faradila nomor gaya kupu-kupu 50 meter S14 putri, dan Yoga Dewa, 50 meter gaya punggung S11.
Sedangkan 2 medali perunggu dihasilkan oleh Andre dari nomor gaya bebas 200 meter klasifikasi S12-S13, dan Chandra Wijaya nomor 50 meter gaya punggung S14.
Nur Anisa Paramita, atlet klasifikasi tuna netra sebagai satu-satunya peraih medali emas untuk Papua pada cabor para-renang perlombaan hari kedua ini bangga bisa mempersembahkan medali emas dan memenuhi targetnya.
Ia mengatakan pencapaian itu merupakan hasil yang setimpal dari jerih payahnya yang telah berlatih keras selama masa persiapan.
“Perasaan senang banget karena TC kemarin hari ini jerih payahnya kebayar semua. Kita juga berusaha semaksimal mungkin untuk NPCI Papua dapat medali emas, dan rasa capeknya bisa terbayar,” kata atlet yang akrab disapa Nisa itu usai UPP.
Ia mempersembahkan medali emas itu untuk orang tuanya yang saat ini sedang terbaring sakit. Juga untuk NPCI Papua dan Tanah Papua.
“Medali emas ini saya persembahkan untuk NPCI Papua, pelatih, orang tua saya yang ada di rumah sakit sekarang. Semoga bisa membalas semua yang diberikan oleh Pak Ketua NPCI Papua dan Tanah Papua,” ujarnya.
Salah satu atlet elit NPCI Papua, Menaser Numberi yang hanya meraih medali perak mengaku dirinya gagal memberikan hasil maksimal karena menilai persaingan kini cukup ketat. Padahal ia telah menjalani persiapan sebelum tampil pada Peparnas XVII selama tiga bulan.
“Kegagalan ini bukan hambatan buat saya, ini akan menjadi motivasi saya untuk lebih baik lagi ke depannya. Persaingan memang sudah semakin ketat, atlet lain juga semakin meningkat,” kata Numberi.
Terpisah, Andre yang menggondol satu medali perak dan satu medali perunggu mengaku puas dengan pencapaiannya, meski sebenarnya ia juga menargetkan medali emas pada dua nomor lomba yang ia ikuti.
“Tetap bersyukur bisa mendapatkan medali perak dan perunggu. Walau sebenarnya sempat menargetkan medali emas. Tapi Alhamdulillah bisa mendapatkan medali.
Ini merupakan hasil dari proses persiapan saya sekitar empat sampai lima bulan,” kata Andre. (Djaps)