JAYAPURA | Bagi generasi 90-an di Kota Jayapura, Provinsi Papua, pasti belum lupa dengan nama Toko Maju Makmur atau Mitra Swalayan, yang letaknya berada di Jalan Ahmad Yani, bersebelahan dengan Toko Yohan. Siapa sangka, supermarket itu kini menjelma menjadi raksasa retail di Bumi Port Numbay.
Dulu, di era 90-an, Toko Maju Makmur atau Mitra Swalayan sudah menjadi salah satu destinasi berbelanja pilihan bagi masyarakat Kota Jayapura, selain juga ada Toko Yohan dan Jaya Supermarket di Jalan Percetakan.
Seiring tahun berganti, perkembangan pesat Kota Jayapura membuat sektor perekonomian kian melesat. Sejumlah toko atau supermarket dengan konsep lawas perlahan mulai tergerus zaman.
Mitra Swalayan jeli membaca pasar konsumen yang seiring perubahan zaman membutuhkan penyegaran atau sebuah pasar yang lebih modern dengan kebutuhan yang lengkap.
Ekspansi bisnis yang dilakukan oleh manajemen Mitra Swalayan kemudian berhasil merubah wajah mereka menjadi retail modern di Papua dan kini bernama SAGA.
Berawal dari Kios 19
Owner SAGA Group, Gary Marcelino Pirono menuturkan ia tak ingat kapan pastinya tonggak sejarah bisnis keluarganya itu dimulai.
Namun seingatnya, SAGA bermula dari sebuah toko bernama Kios 19 yang didirikan oleh Kakeknya, Harry Pirono, sejak beberapa dekade yang lalu.
Toko Kios 19 itu kemudian berganti nama menjadi Toko Maju, lalu dirubah menjadi Maju Makmur, dan berganti nama lagi menjadi Mitra Swalayan pada 1990-an. Sebelum akhirnya kini dikenal dengan SAGA supermarket.
“Sejak tahun 1990-an kita sudah dipercaya untuk melayani Kota Jayapura, pendirinya adalah Kakek saya, Pak Harry Pirono. Awalnya bernama Toko Kios 19, Toko Maju, terus berganti menjadi Toko Maju Makmur, sebelum berubah nama menjadi Mitra Swalayan, dan terakhir jadi SAGA Supermarket,” kata Gary, Selasa (26/11/2024).
SAGA kini tak hanya sekadar supermarket yang menjual aneka kebutuhan masyarakat. Mereka memiliki tiga divisi besar, yakni supermarket, departemen store/beauty, dan bakery/cafe.
Namun, fokus pasar SAGA Group sendiri adalah retail, atau B2C (kegiatan ekonomi yang melibatkan perusahaan sebagai produsen barang/jasa dan konsumen akhir sebagai pengguna produk).
“Kita punya tiga divisi besar, supermarket, dept store/beauty, bakery/cafe. SAGA supermarket fokus ke retail, B2C. Kita ada beberapa barang yang dimasukin sendiri dan jual di setiap cabang-cabang SAGA supermarket,” ujar Gary.
Punya Banyak Cabang
Perusahaan retail yang menancapkan kiprahnya dari Toko Kios 19 itu kini semakin merajai pasar konsumen di Kota Jayapura.
SAGA Group kini memiliki banyak cabang. Ada 16 cabang mereka yang telah tersebar di sejumlah titik di Kota Jayapura. Bahkan, mereka memiliki Mal Pusat Perbelanjaan di Abepura.
Dari banyak cabang yang telah tersebar itu, total jumlah karyawan yang dipekerjakan oleh SAGA sekitar 800 karyawan.
“Saat ini kita baru punya 16 cabang supermarket. Karyawan SAGA ada sekitar 700 hingga 800 karyawan,” kata Gary.
Laju bisnis SAGA Group juga ditopang oleh sejumlah sayap perusahaan mereka. Di antaranya ada Maju Makmur dan Indah Papua Mandiri yang bergerak sebagai divisi distributor.
Tak hanya itu, SAGA Group juga punya grup afiliasi dengan beberapa perusahaan. Selain Maju Makmur dan Indah Papua Mandiri, ada juga Tabi, INTIM, Central Elektronik, dan beberapa perusahaan lainnya.
Dari lingkaran bisnis yang dibangun oleh SAGA Group itu, total telah menghidupi sekitar 1.200 hingga 1.500 karyawan. Menjadikan mereka sebagai perusahaan retail dan distributor lokal terbesar secara skala di Kota Jayapura.
“Kita bukan satu-satunya distributor di Jayapura, banyak distributor lain yang turut meramaikan. Untuk sekarang distributor dan retail lokal, kita yang paling besar secara size. Grup afiliasi kita ada Maju Makmur, Indah Papua Mandiri, SAGA, Tabi, INTIM, Central Elektronik, dan lainnya. Total karyawan bisa sekitar 1.200 sampai 1.500 karyawan,” ungkap Gary.