Menu

Mode Gelap

Papua

Perjuangan Bertus Asso Menyulut Semangat Pemberantasan Buta Aksara di Papua

badge-check


					Tokoh intelektual yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua III DPR Papua Pegunungan, Bertus Asso bersama buku hasil karyanya / dok euf Perbesar

Tokoh intelektual yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua III DPR Papua Pegunungan, Bertus Asso bersama buku hasil karyanya / dok euf

Jayapura, Euforia.id |Terinpirasi dari sosok Bung Karno, Bertus Asso tergerak menyulutkan semangat pemberantasan buta aksara di Papua. Dua buku yang ia tulis merupakan bentuk dedikasinya dalam memperjuangkan literasi.

Tokoh intelektual yang menjabat sebagai Wakil Ketua III DPR Papua Pegunungan itu menelurkan dua buku edukasi yang ia beri judul “Huruf Bung Karno – Proses Pengenalan Huruf, Suku Kata, Kalimat dan Paragraf – Lima Huruf Vokal Bung Karno (a,i,u,e,o)”, dan satunya lagi berjudul “75 Tahun Bertemu Kembali – Papua Mengukir Huruf Bung Karno yang Terlupakan”.

Buku pertama ia launching belum lama ini di Wamena, Papua Pegunungan, 14 Maret 2025.

Buku yang ia tulis itu melewati proses panjang dengan melakukan riset pada perjalanannya di beberapa situs Bung Karno. Dari perjalanan itu, ia terinspirasi menuangkan tulisan tentang metode huruf yang merupakan salah satu situs peninggalan Tokoh Proklamator Indonesia itu.

Sosok Bung Karno dikenal sebagai tokoh yang memperjuangkan pemberantasan buta aksara di Indonesia pada masa awal kemerdekaan. Metode ini menekankan pada pengajaran huruf vokal terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan huruf konsonan. Hal ini bertujuan untuk memudahkan anak-anak dalam belajar membaca.

“Sampai dengan kemerdekaan Indonesia, Bung Karno mencetuskan bantulah usaha pemberantasan buta huruf. Beliau sendiri yang menuliskan huruf vokal a,i,u,e,o dan mengajar. Pada masa itu, masih banyak masyarakat Indonesia tidak bisa membaca dan menulis dan di bawah standar, sehingga Bung Karno turun tangan dan mencetus bantulah usaha pemberantasan buta huruf,” kata Bertus Asso kepada wartawan, Kamis (1/5/2025).

Bertus Asso tergerak melanjutkan perjuangan Bung Karno lewat metode huruf dalam memperjuangkan literasi untuk memberantas buta aksara dan mencerdaskan generasi masa depan.

Dalam buku yang ia tulis ia menuangkan pemikirannya untuk mengembangkan metode mengajar huruf Bung Karno.

“Dari lima huruf vokal Bung Karno itu saya coba menambahkan b,k,l,s,m. Ini huruf konsonan atau huruf mati yang coba kita kolaborasikan akhirnya menjadi 10 huruf. Metode yang harus kita ajarkan itu, bahwa untuk menuju Indonesia emas tahun 2045 sangat penting untuk kita berantas buta huruf di seluruh Indonesia,” ujar Asso.

“Untuk mempersingkat sebuah konteks yang ada, misalnya ada di daerah-daerah pedalaman dan terpencil yang jarang pakai salah satu huruf yang tidak dipakai. Misalnya X, itu kita cari cara untuk bagaimana mengemasnya menjadi metode pembelajaran yang harus kita gaungkan secara nasional,” tambahnya.

Bertus Asso: Kita Perlu Inovasi untuk Mencerdaskan Anak Bangsa

Bertus Asso mendirikan sebuah yayasan dengan nama yang terinspirasi dari perjuangan Bung Karno, Yayasan Bantulah Usaha Pemberantasan Buta Huruf Indonesia (YBUPBHI). Yayasan itu ia gagas untuk mendukung pemberantasan buta aksara di Papua.

Yayasan itu baru saja dideklarasikan pada 14 Maret lalu di Wamena, bersamaan dengan peluncuran dua buku yang ia tulis.

Tokoh Intelektual yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua III DPR Papua Pegunungan, Bertus Asso / Dok euf

Bertus Asso berharap metode yang ia kembangkan bisa bermanfaat dalam proses pembelajaran dunia pendidikan. Upayanya itu menuai dukungan dari Pemerintah Kabupaten Jayawijaya.

“Pemikiran Bung Karno itu saya kemas menjadi sebuah metode belajar untuk anak-anak SD dan juga masyarakat umum yang tidak bisa belajar, baik itu pelajaran umum, dan juga bible yang mereka tidak bisa baca, bisa saja mereka gunakan dengan menggunakan metode saya. Dan saat ini Pemerintah Jayawijaya sudah mulai masuk untuk menggunakan metode ini,” katanya.

Metode huruf yang ia tulis itu akan diperkenalkan secara luas pada seminar yang akan dilaksanakan pada bulan ini di Papua Pegunungan.

“Tutorial metode belajarnya nanti bulan ini kita akan seminarkan di Jayawijaya, Papua Pegunungan,” ujarnya.

Jelang Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang diperingati pada 2 Mei, Bertus Asso mengatakan pemikirannya tentang metode huruf yang dituangkan dalam buku merupakan wujud sumbangsihnya untuk mencerdaskan anak bangsa.

“Apa yang saya buat ini adalah dari situs nasional yang ditinggalkan 75 tahun yang belum dipikirkan. Kita perlu inovasi bagaimana mencerdaskan anak bangsa, untuk  disempurnakan untuk menghadapi Indonesia Emas,” katanya.

Ia juga berharap, metode huruf yang ia kembangkan bisa diterapkan pada kurikulum pendidikan nasional.

“Kami anak bangsa dari Sabang sampai Merauke punya hak yang sama, sumbangan pemikiran kepada bangsa dengan metode seperti ini bisa dimasukkan dalam kurikulum supaya kami juga punya andil dan berkontribusi mencerdaskan bangsa,” harapnya.

Ia berencana membuat sebuah patung sebagai simbol dedikasi yang terinspirasi dari sosok Bung Karno, penyulut semangat memberantas buta aksara.

“Saya berencana membuat patung, karena dalam sejarah bahwa yang buat buku metode yang dipikirkan oleh Sang Proklamator itu adalah anak Papua. Saya sudah menyiapkan lokasi untuk membuat patung itu,” pungkasnya.

Baca Lainnya

Pemprov Papua Siap Dukung Peluncuran Nasional Koperasi Merah Putih

29 Mei 2025 - 13:41 WIB

Dukung Percepatan Digitalisasi, Pemprov Papua Fokus Wilayah Minim Layanan Operator

28 Mei 2025 - 12:50 WIB

Wajah Baru Persipura, Nyalakan Semangat Kembali ke Liga 1

26 Mei 2025 - 21:46 WIB

Bos Nusa Tuna Jabat Manajer Tim Persipura, Siap Kembalikan Kejayaan

26 Mei 2025 - 20:33 WIB

Trending di Olahraga