Jayapura, Euforia.id | Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua memperketat syarat masuk asrama bagi siswa Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 75 Tahap 1C.
Seluruh siswa baru wajib menjalani pemeriksaan kesehatan menyeluruh sebelum menempati asrama dan memulai proses belajar mengajar.
Kebijakan ini diambil sebagai langkah antisipasi untuk memastikan seluruh anak didik berada dalam kondisi prima.
Asisten I Sekretaris Daerah Papua, Yohanes Walilo, menegaskan pentingnya deteksi dini terhadap kesehatan siswa.
”Jangan sampai ada sakit bawaan yang tidak terdeteksi, nanti bisa jadi masalah di sekolah. Jadi sebelum proses belajar dimulai, anak-anak ini dipastikan sehat,” ujar Yohanes Walilo.
MPLS dan Pembentukan Disiplin Awal
Selain pemeriksaan kesehatan, kegiatan awal masuk sekolah ditandai dengan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Program ini dirancang untuk memperkenalkan siswa pada lingkungan sekolah dan aturan ketat asrama.
MPLS juga berfungsi sebagai fondasi untuk membangun kedisiplinan para siswa sejak hari pertama.
Kepala SRT 75, Abigael Kalami, merinci bahwa sekolah tersebut tahun ini menerima total 100 siswa baru, yang terbagi rata menjadi 50 siswa jenjang SD dan 50 siswa jenjang SMP. Mereka datang dari beragam kabupaten di Papua, termasuk dari Kota Jayapura.
Memanfaatkan Fasilitas BLKI dan Harapan Tambahan Guru
Untuk sementara, proses belajar mengajar dan akomodasi siswa menggunakan fasilitas Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) Papua sebagai lokasi sekolah.
Langkah ini merupakan upaya strategis Pemprov Papua dalam memperluas akses pendidikan dasar dan menengah berkualitas bagi anak-anak di wilayah tersebut.
Meskipun mendapat dukungan penuh fasilitas, pihak sekolah masih menghadapi tantangan operasional. Abigael Kalami menyampaikan harapannya kepada Pemprov.
“Kami juga berharap ada tambahan tenaga guru agar proses belajar dapat berjalan maksimal dan ratusan siswa ini mendapatkan pendidikan terbaik,” tutupnya.