Menu

Mode Gelap

Papua

Tak Bisa Diprediksi, BMKG Ungkap Ada Dua Potensi Sumber Gempa di Papua

badge-check


					dok BMKG Wilayah V Jayapura Perbesar

dok BMKG Wilayah V Jayapura

Jayapura, Euforia.id | Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah V Jayapura dalam siaran persnya, Sabtu (5/4/2025) mengungkapkan secara tektonik, di laut utara Papua terdapat dua potensi sumber gempa bumi dengan mekanisme sesar naik, yaitu Papua Megathrust dan Manokwari Thrust.

“Hingga saat ini, belum ada ilmu pengetahuan dan teknologi yang mampu memprediksi secara tepat dan akurat kapan, di mana, dan seberapa besar gempa akan terjadi.”

“Maka dari itu, masyarakat Papua diimbau untuk tidak mudah percaya pada berita-berita bohong (hoax) yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Pastikan informasi resmi hanya berasal dari BMKG,” kata Kepala BMKG Wilayah V Jayapura, Yustus Rumakiek.

BMKG memaparkan, Papua Megathrust memiliki potensi gempa bumi dengan magnitudo maksimum Magnitudo 8.7, sementara Manokwari Thrust berpotensi hingga Magnitudo 7.6.

Karena keduanya memiliki mekanisme sesar naik, maka baik Papua Megathrust maupun Manokwari Thrust berpotensi memicu tsunami apabila terjadi gempa bumi berkekuatan besar.

Berdasarkan catatan sejarah, Papua Megathrust pernah memicu tsunami di Biak dengan ketinggian 7,7 meter pada 17 Februari 1996 (M 8.2), yang mengakibatkan 107 orang meninggal dunia dan 51 orang hilang.

Manokwari Thrust juga pernah memicu tsunami di Manokwari setinggi 1,8 meter pada 4 Januari 2009 (M 7.6), yang menyebabkan 4 orang meninggal dunia dan puluhan orang luka-luka.

Selain dua megathrust di laut utara Papua, terdapat pula patahan-patahan aktif didarat yang memiliki potensi gempabumi dan dapat menyebabkan kerusakan signifikan, seperti Sesar Sorong, Sesar Yapen, Lajur Anjak Mamberamo, serta sesar-sesar yang belum teridentifikasi secara detail di sekitar wilayah Pulau Papua.

“Kita harus mengakui dan menerima kenyataan bahwa wilayah Papua merupakan kawasan rawan gempa bumi dan tsunami. Oleh karena itu, kita tidak boleh mengabaikan atau melupakan sejarah kegempaan dan tsunami yang pernah terjadi,” ujar Rumakiek.

“Dalam ketidakpastian mengenai kapan gempa akan terjadi, kita tetap dapat menyiapkan langkah-langkah mitigasi konkret. Diperlukan upaya nyata dalam bentuk kesiapsiagaan, mitigasi, dan pengurangan risiko bencana gempa bumi dan tsunami di Papua,” imbaunya.

Baca Lainnya

DPR Papua Tetap Dukung Pelaksanaan PSU

18 April 2025 - 11:27 WIB

Pemprov Papua Siap Tindaklanjuti Rekomendasi DPR

17 April 2025 - 18:44 WIB

Legislator Sarankan Pemprov Papua Buka Kembali Akses Bandara Internasional Biak

17 April 2025 - 10:07 WIB

Komisi II DPR Papua Dorong Pengembangan Ekonomi Papua untuk Meningkatkan PAD

17 April 2025 - 09:20 WIB

Trending di Ekonomi