JAYAPURA | Sebanyak 4.306 jemaat gereja Sinode Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua telah mendapatkan perlindungan jaminan sosial dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan lewat program Tangan Kasih Gerejawi.
Diketahui, program Tangan Kasih Gerejawi merupakan kerjasama Sinode GKI di Tanah Papua dengan BPJS Ketenagakerjaan Provinsi Papua yang telah berlangsung sejak tahun 2023 lalu.
Program ini juga merupakan turunan dari Perjanjian Kerjasama (PKS) antara BPJS Ketenagakerjaan dengan Sinode GKI di Tanah Papua sejak 25 Oktober 2021.
Tangan Kasih Gerejawi merupakan program perlindungan bagi warga jemaat dalam manfaat Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM).
Dimana ketika terjadi kedukaan, ahli waris akan disantuni dana duka sebesar Rp 42 juta serta beasiswa bagi 2 anak ahli waris sesuai ketentuan. Selain itu segala risiko akibat kecelakaan pada saat bekerja akan dicover oleh BPJS Ketenagakerjaan.
“Program Tangan Kasih Gerejawi ini merupakan kerjasama BPJS Ketenagakerjaan dengan Sinode GKI dalam upaya memberikan perlindungan jaminan sosial kepada jemaat gereja yang ada di bawah naungan Sinode GKI,” ungkap Kepala BPJS Ketenagakerjaan Provinsi Papua, Haryanjas Pasang Kamase, Kamis (21/11).
Kata Haryanjas, 4.306 warga jemaat yang telah terdaftar berasal dari berbagai gereja se-Papua raya.
“Ini kita jalankan sudah setahun dan manfaatnya itu banyak dirasakan langsung oleh jemaat. Sebelumnya iuran santunan jemaat dikumpulkan menggunakan diakonia, sekarang bantuan itu langsung dari negara melalui BPJS Ketenagakerjaan,” ujarnya.
Untuk menjadi peserta dari program ini tidak begitu sulit, cukup seorang yang memiliki aktivitas kerja. Kemudian usianya tidak lewat dari 65 tahun dan tidak di bawah 17 tahun. Kemudian mendaftar melalui gereja masing-masing yang nantinya diteruskan lewat Sinode GKI dan BPJS Ketenagakerjaan Papua.
“Ada yang baru mendaftar 2 hari kita langsung bayar klaim kematiannya. Ada di Sentani, daftar hari ini dan besoknya meninggal dan langsung dibayarkan. Kemudian kecelakaan kerja berdasarkan data yang didaftar bertani misalnya, saat bertani semua yang berurusan dengan pertanian resiko kecelakaan kerja kita klaim,” ucapnya.
“Awal tahun kemarin kami sudah bayar 3 miliar lebih untuk jaminan kematian dan kecelakaan kerja. Kemudian untuk iuran peserta ada yang dibayarkan lewat diakonia gereja, ada juga gereja yang meminta pesertanya bayar sendiri,” sambungnya.
Haryanjas menyebutkan bahwa program Tangan Kasih Gerejawi ini merupakan satu-satunya yang ada di Indonesia dan kini mulai lirik sebagai percontohan untuk provinsi lainnya.
“Saya juga mau kasih tahu kalau program ini dapat penghargaan dari Pemerintah Provinsi Papua, sebagai program inisiasi terbaik se-povinsi dalam upaya membantu pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan ekstrim,” pungkasnya.
Di tempat terpisah, Ketua Sinode GKI di Tanah Papua, Pendeta Andrikus Mofu, memberikan apresiasi yang tinggi atas kerjasama ini. Dia menilai program Tangan Kasih Gerejawi telah memberikan dampak manfaat yang luar biasa, khususnya dalam meringankan beban keluarga yang ditinggalkan.
“Harapannya Program Tangan Kasih Gerejawi dapat melindungi seluruh umat Sinode GKI di Tanah Papua, termasuk penatua, syamas, kostor, dan warga jemaat di seluruh jemaat, yang merupakan perwujudan pelayanan kasih diakonia yang nyata dan menyentuh langsung,” ujarnya.
Kata Andrikus, kerjasama ini juga sebagai wujud dari program nasional pemerintah terkait penanggulangan kemiskinan ekstrem sesuai dengan Instruksi Presiden No. 4 Tahun 2022. (Erianto).